
Bengkulu, katasulsel.com – Aroma busuk yang keluar dari ventilasi rumah kontrakan di Kelurahan Kesambe Baru, membuka tirai tragedi memilukan. Seorang ibu dan putrinya ditemukan tewas mengenaskan. Tubuh mereka membusuk, terluka di bagian leher. Diduga kuat, pelakunya adalah orang terdekat—suami dan ayah mereka sendiri.
Korban bernama Euis Setia (42) dan putrinya, Gaidah Marwa (14). Keduanya ditemukan tak bernyawa, di dua ruangan berbeda. Tubuh Euis tergeletak di atas meja. Sementara Gaidah, putri remaja itu, ditemukan di dalam kamar, terbaring diam selamanya.
Rahmat, warga setempat, awalnya mencium gelagat aneh. Lalat mendadak banyak di ventilasi rumah kontrakan. Bau busuk menyengat. Ia mendekat. Semakin dekat, semakin kuat aroma kematian itu.
Panik, Rahmat segera memanggil Ketua RT dan pemilik kontrakan. Pintu didobrak. Apa yang mereka lihat mengubah hari itu menjadi mimpi buruk: dua tubuh tak bernyawa, mulai membusuk. Diam. Dingin.
Kasi Humas Polres Rejang Lebong, AKP Sinar Simanjuntak, membenarkan peristiwa tersebut. “Korban ditemukan dalam kondisi membusuk dan terdapat luka sayatan benda tajam di leher,” ujarnya.
Polisi menduga pelaku adalah suami korban, berinisial Gn (Gunawan). Ia telah menghilang dari kontrakan sejak tiga hari sebelum penemuan mayat.
“Dugaan kami mengarah ke suami korban. Ia meninggalkan rumah sejak tiga hari lalu,” lanjut AKP Sinar.
Saat ini, kedua jenazah telah dibawa ke RSUD Rejang Lebong untuk autopsi. Sementara, polisi tengah memburu keberadaan Gunawan. Motif pembunuhan masih dalam penyelidikan.
Di rumah kontrakan itu, hanya keheningan yang tersisa. Aroma kematian telah hilang, tapi luka di hati warga setempat belum kering. Tak ada yang menyangka, Euis dan Gaidah akan pergi dengan cara begitu tragis.
Di tempat mereka biasa menyapa tetangga, kini hanya tinggal garis polisi. Dan di tengah duka, satu pertanyaan menggantung di udara: bagaimana mungkin seorang suami dan ayah bisa berubah menjadi algojo bagi keluarganya sendiri?
Tinggalkan Balasan