Example 650x100

Kendari, Katasulsel.com — Sebanyak 366.450 penduduk tercatat tinggal di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, hingga akhir tahun 2024. Namun dari angka sebesar itu, hanya 592 orang atau 0,162% yang berhasil meraih gelar doktor (Strata Tiga/S3). Persentase ini menyiratkan rasio yang sangat rendah dalam kontribusi intellectual capital terhadap pembangunan daerah.

Dominasi tertinggi dalam struktur pendidikan justru berada pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), yaitu 31,21% atau sekitar 114.390 jiwa. Disusul oleh lulusan Strata Satu (S1) sebanyak 44.090 jiwa atau 12,03%, kemudian lulusan SMP sebanyak 41.880 jiwa (11,43%) dan tamat SD sebanyak 32.860 jiwa (8,97%).

Lebih mencemaskan, 82.120 jiwa penduduk Kendari, setara dengan 22,41%, tercatat tidak atau belum pernah sekolah sama sekali. Ditambah lagi, ada 35.370 orang (9,65%) yang belum menamatkan SD, menandakan bahwa lebih dari 1 dari 3 warga Kendari hidup dalam kategori functionally illiterate—tidak mampu membaca dan menulis secara fungsional dalam kehidupan sehari-hari.

Kelompok yang menyelesaikan pendidikan tinggi secara kumulatif (D1 hingga S3) hanya berjumlah 59.841 jiwa atau 16,33% dari populasi, yang terbagi menjadi:

D1 dan D2: 1.551 jiwa (0,42%)

D3: 7.443 jiwa (2,03%)

S1: 44.090 jiwa (12,03%)

S2: 6.165 jiwa (1,68%)

S3: 592 jiwa (0,162%)

Sementara itu, kelompok dengan pendidikan dasar dan menengah (SD, SMP, SMA) mendominasi lebih dari 51% populasi. Ini menunjukkan bahwa akses pendidikan tinggi masih menjadi privilege, bukan universal right, di tengah masyarakat urban seperti Kendari.

Fenomena ini menandakan adanya educational bottleneck, yaitu kemacetan struktural yang menghambat mobilitas vertikal warga akibat terbatasnya peluang dan fasilitas pendidikan lanjut. Tingginya persentase warga yang tidak sekolah juga menandakan tantangan serius dalam literacy development dan human capital investment di kawasan timur Indonesia.

Tanpa kebijakan affirmative education dan pemetaan ulang distribusi anggaran berbasis data, proporsi ini berpotensi stagnan atau bahkan memburuk dalam dekade mendatang.(*)