Katasulsel.com, Enrekang — Petani bawang di Desa Bubun Lamba, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang, sangat antusias menyambut kedatangan Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, pada Sabtu, 13 Januari 2024. Saat itu, kelompok tani di desa tersebut sedang memanen bawang. Beberapa petani meminta Bahtiar mengajarkan teknik memanen bawang, sementara yang lain menyampaikan bahwa hasil tanaman bawang telah dimanfaatkan untuk membiayai pendidikan anak dan memenuhi kebutuhan keluarga. Rosmina, salah satu petani, antusias dalam belajar cara mencabut bawang, membersihkannya, dan mengikat bawang dengan karet.

“Takkala mi meki (karena Bapak sudah terlanjur) datang, sekalian belajar panen bawang, mengajarkan ini pekerjaan kita sehari-hari,” kata Rosmina semangat yang disambut senyum oleh Bahtiar. Bahtiar pun ikut mencabut bawang bersama petani.

Petani lainnya, Syamsuriah Rahmat, menegaskan bahwa hasil bercocok tanam bawang telah memungkinkannya untuk menyekolahkan dua anaknya.

“Alhamdulillah dari hasil ini kita sudah kasih sekolah anak kita. Satu sudah selesai dan satu lagi masih kuliah di UNM Makassar semester empat,” jelas Syamsuriah.   Sumarni Barisi, petani lainnya, merasa senang karena desa mereka dikunjungi oleh Gubernur Sulsel.

“Terima kasih atas dukungan Pak Gubernur ke kami petani bawang di sini. Kami juga mendukung Pak Gubernur dalam memajukan pertanian,” ucap Sumarni.

Desa Bubun Lamba memiliki potensi bawang merah seluas 300 hektar, dan berjarak sekitar 30 km dari ibu kota kabupaten. Penyuluh Pertanian Enrekang, Syamsul Sompa, menjelaskan bahwa potensi hasil bawang merah di desa tersebut mencapai 12 ton per hektar. Biaya produksi bawang per hektarnya sekitar Rp80 juta, dan hasil bersih yang bisa didapatkan sekitar Rp280 juta sekali panen. Untuk mengurangi dampak hama, petani di desa ini menggunakan metode kelambu, yang memungkinkan biaya produksi menurun sementara produksi meningkat.

“Sehingga hama hampir tidak ada, tanaman sehat, produksi meningkat, hasil bagus dan biaya turun. Efektivitasnya jauh sangat menguntungkan,” jelas Sompa. Enrekang sendiri dengan indeks pertanaman (IP) sebanyak tiga kali, dengan jumlah lahan mencapai 8.000 hektar. Artinya, terdapat 24.000 hektar lahan yang bisa memproduksi tanaman bawang di Enrekang.

Sompa dan petani lainnya mendukung upaya gubernur dalam memungkinkan Enrekang menghasilkan bibit bawang sendiri, demi mendapatkan bibit yang berkualitas. Selain itu, petani juga mendukung bantuan KUR karena hal tersebut dianggap akan sangat menguntungkan petani di Enrekang.

“Ini justru kami dukung dan semoga terealisasi. Karena akan sangat menguntungkan petani Enrekang. Persoalan terbesar di petani adalah bagaimana mendapatkan bibit berkualitas. Kalau itu bisa direalisasikan kami berterima kasih dan merespon bagus,” ungkap Sompa. (*)

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com