Example 650x100

Sidrap, Katasulsel.com — Di pagi yang tenang, Rabu, sekira pukul 11.00 WITA, sebuah tragedi terjadi di sebuah warung makan sederhana di Sidrap.

Warung Itik Palekko Gasebo, yang biasa menjadi tempat ramai pembeli, kini menyisakan duka mendalam setelah salah satu karyawannya, Marlan (22), meninggal dunia dalam kondisi tragis.

Kejadian itu bermula ketika Marlan bersama rekannya, Sarida (46), sedang berusaha memperbaiki mesin perontok bulu itik yang rusak. Sebuah alat yang sudah beberapa kali digunakan untuk mempermudah pekerjaan sehari-hari.

Tanpa diduga, saat proses uji coba, arus listrik menyengat tubuh Marlan, membuatnya terjatuh dan tak sadarkan diri.

Sarida yang panik, langsung berlari, mencabut colokan listrik dan berusaha menyelamatkan Marlan.

Segera mereka membawa Marlan ke Puskesmas Lawawoi, namun upaya untuk menyelamatkan nyawanya tidak berhasil.

Kematian Marlan bukan hanya menyisakan kesedihan, tetapi juga mengungkapkan masalah yang lebih besar tentang kondisi peralatan dan pengawasan kerja yang kurang memadai.

Diduga, mesin perontok bulu itik tersebut mengalami kebocoran arus listrik yang tidak terdeteksi.

Kondisi peralatan yang usang, ditambah kurangnya pemeliharaan dan pengawasan yang minim, menjadi faktor yang memperburuk situasi.

Alat-alat yang digunakan sehari-hari oleh para pekerja ternyata memiliki potensi risiko tinggi, namun tidak ada langkah preventif yang memadai untuk mencegah kecelakaan ini.

Dalam analisis ilmiah, hal ini mengingatkan kita pada pentingnya prinsip keselamatan kerja dan standarisasi peralatan yang harus diterapkan di setiap sektor, tidak terkecuali di industri kecil seperti warung makan.

Pengawasan yang lebih ketat, pemeliharaan rutin, serta pelatihan bagi karyawan tentang prosedur keselamatan harus menjadi prioritas.

Terlebih lagi, masyarakat sering kali menganggap remeh kondisi peralatan yang terlihat biasa, padahal bisa mengandung potensi bahaya tersembunyi.

Kapolsek Watang Pulu, IPTU Ahmad Baharuddin Tangko, mengonfirmasi kejadian ini. “Kami sudah turun ke lokasi, mengumpulkan keterangan saksi, dan berkoordinasi dengan Polres Sidrap,” ujarnya.

Jenazah Marlan pun telah dipulangkan ke kampung halamannya di Desa Londong, Kabupaten Polman, Sulawesi Barat, atas permintaan keluarga, didampingi oleh pemilik warung, Hafid.

Keluarga korban menerima insiden ini dengan penuh keikhlasan sebagai musibah. Pemilik warung disebut telah memberikan bantuan serta santunan untuk meringankan beban keluarga.

Namun, di balik rasa duka yang mendalam, tragedi ini menyisakan refleksi. Bagaimana kita dapat lebih memperhatikan keselamatan di tempat kerja, terutama di sektor-sektor yang rentan terhadap kecelakaan, seperti di warung makan atau usaha kecil lainnya.

Tragedi ini bukan hanya tentang kehilangan seorang pemuda yang penuh harapan, tetapi juga tentang pelajaran berharga yang seharusnya mendorong kita untuk lebih peduli terhadap lingkungan kerja yang aman dan terjamin.

Keselamatan bukan hanya tanggung jawab pekerja, tapi juga pemilik usaha. Sebuah tanggung jawab yang harus dipegang teguh, agar tragedi seperti ini tidak terulang lagi di masa depan.

Dengan segala ketulusan, semoga Marlan mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan yang luar biasa.

Tragedi ini adalah pengingat bagi kita semua, untuk tidak pernah melupakan pentingnya keselamatan di tempat kerja.(*)