Example 650x100

JAKARTA — Sekretaris Jenderal Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA), Camelia Petir, menyambut baik langkah Ketua Umum GRIB Jaya, Hercules Rozario Marshal, yang telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada Jenderal (Purn) Sutiyoso melalui media sosial. Namun demikian, Camelia mengingatkan bahwa penghormatan terhadap para purnawirawan tidak boleh bersifat selektif.

“Kami menghargai permintaan maaf Hercules kepada Jenderal Sutiyoso beserta keluarganya. Itu langkah awal yang baik. Tapi jangan lupa, semua purnawirawan berhak mendapatkan rasa hormat yang sama—termasuk Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan tokoh-tokoh lainnya yang telah berjasa,” tegas Camelia, Sabtu (3/5/2025).

Sebagaimana diketahui, setelah pernyataannya yang memicu kontroversi, Hercules akhirnya menyampaikan klarifikasi dan permintaan maaf kepada Sutiyoso. Dalam beberapa video yang beredar di media sosial, Hercules mengakui kesalahan dan memohon maaf bahkan hingga kepada anak dan cucu Sutiyoso.

Namun dalam pernyataan yang sama, Hercules justru bersikap keras terhadap Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Ia menolak permintaan maaf kepada Gatot dan bahkan menyatakan tidak takut serta heran mengapa Gatot ikut marah.

“Saya sudah minta maaf ke Pak Sutiyoso, anak-anaknya, cucu-cucunya. Tapi kenapa Pak Gatot yang marah? Saya salah apa sama Bapak?” ucap Hercules dalam video yang kini ramai dibicarakan publik.

Menanggapi itu, Camelia Petir menekankan bahwa sikap hormat kepada para purnawirawan seharusnya tidak dipilah-pilah.


“Satu penghinaan kepada satu purnawirawan, sejatinya adalah penghinaan terhadap nilai-nilai kejuangan yang mereka wakili. Ini bukan soal personal, tapi prinsip kenegaraan dan penghormatan atas jasa mereka menjaga republik ini,” ujarnya.

Camelia mengimbau semua pihak, khususnya tokoh masyarakat dan pimpinan organisasi, untuk menjaga etika publik dalam menyampaikan pendapat.

“Perbedaan pandangan adalah hal biasa. Tapi jika disampaikan dengan bahasa yang kasar, penuh ejekan, apalagi bernada ancaman, maka itu mencederai demokrasi dan kebangsaan kita,” tutup Camelia. (*)