Example 650x100

Di tengah arus informasi global yang deras, jurnalisme lokal tetap memainkan peran penting dalam membentuk opini publik, memperkuat identitas daerah, dan menjaga nilai-nilai demokrasi.

Laporan: Darwis. LG, Harianto, Tipoe Sultan

Di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, praktik jurnalisme mengalami transformasi besar seiring masuknya era digital.

Artikel ini mencoba memotret wajah jurnalisme lokal di Sidrap, menyoroti tantangan, peluang, serta dinamika yang mengiringinya.

Kabupaten Sidrap, yang dikenal sebagai lumbung beras Sulawesi Selatan, memiliki kehidupan sosial-politik yang dinamis.

Media lokal seperti Katasulsel.com, topnews1.online, Ajatappareng.online dan masih banyak lagi yang lainnya, menjadi saksi sekaligus pelaku utama dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.

Example 970x970

Kehadiran media ini tidak hanya sekadar menyampaikan berita, tapi juga menjadi jembatan antara pemerintah dan rakyat.

“Media lokal di Sidrap itu unik. Mereka lebih dekat dengan masyarakat dan memahami konteks lokal. Tapi di sisi lain, mereka menghadapi tekanan dari banyak sisi,” kata Muhammad Arsyad, seorang dosen komunikasi di salah satu perguruan tinggi di Makassar.

Era Digital: Peluang dan Ancaman

Masuknya era digital membawa angin segar sekaligus badai tantangan bagi jurnalisme lokal. Di satu sisi, media digital memungkinkan penyebaran informasi secara cepat, murah, dan luas.

Lanjut…

Namun di sisi lain, persaingan semakin ketat, terutama dengan hadirnya media nasional dan media sosial yang juga menggarap berita lokal.

“Dulu kita hanya bersaing dengan koran. Sekarang, semua orang bisa ‘jadi wartawan’, bahkan lewat Facebook atau WhatsApp mereka dengan cepat mengabarkan. Tapi kualitas informasi jadi taruhan,” ungkap Ibrahim, Pemimpin Redaksi topnews1.online.

Menurut data dari Kominfo tahun 2023, tingkat penetrasi internet di Sulawesi Selatan mencapai 84%.

Di Sidrap sendiri, itu ada sekitar 72% penduduk telah mengakses internet secara rutin, baik melalui ponsel pintar maupun perangkat lain.

Jelas. Ini membuka peluang besar bagi media lokal untuk tumbuh melalui platform digital seperti website dan media sosial.

Namun, monetisasi menjadi tantangan. “Kami punya traffic tinggi, tapi pendapatan dari iklan digital masih minim. Banyak pengiklan lebih memilih media sosial daripada portal berita,” tambah Ibrahim.

Etika dan Profesionalisme di Tengah Praktik Abal-abal

Transformasi digital juga memunculkan praktik jurnalisme instan dan kadang tak bertanggung jawab. Ini juga salah satu tantangan.

Lanjut…

“Di lapangan, kita juga masih sering menemui banyak kendala, salah satunya minimnya knowledge and skill dalam menghimpun bahan,” tegas Edy Basri, Ketua IWO Sidrap dan Pemimpin Redaksi Katasulsel.com.

Edy menekankan pentingnya pelatihan jurnalistik berkelanjutan bagi wartawan lokal. “Makanya, kami di IWO Sidrap itu akan menggelar diklat jurnalistik khusus internal IWO, kami ingin membentuk jurnalis yang tidak hanya paham teknis menulis, tapi juga menjunjung tinggi attitude,” ujarnya.

Menurut Dewan Pers, hanya sekitar 30% media lokal di Indonesia yang telah terverifikasi administrasi dan faktual. Hal ini menunjukkan masih banyak media yang belum memenuhi standar profesionalisme.

Peran Komunitas dan Kolaborasi

Jurnalisme lokal di Sidrap mendapat dukungan kuat dari komunitas. Kelompok masyarakat sipil, organisasi pemuda, dan bahkan institusi pendidikan mulai memahami pentingnya media dalam menyuarakan isu-isu lokal.

“Kami sering bekerja sama dengan media untuk mengangkat isu pertanian berkelanjutan dan pendidikan. Media lokal sangat membantu kami menjangkau masyarakat pedesaan,” kata Riswan, aktivis tani di Sidrap.

Kolaborasi juga tercermin dalam sinergi antara media dengan pemerintah daerah. Meski relasi ini kadang menimbulkan dilema independensi, namun banyak jurnalis lokal tetap berusaha menjaga jarak kritis.

“Kami sadar pentingnya menjaga hubungan baik dengan pemerintah. Tapi tugas kami tetap mengawasi dan mengkritik jika perlu,” ujar Awis, wartawan muda dari katasulsel.com.

Lanjut…

Masa Depan Jurnalisme Lokal: Antara Harapan dan Tantangan

Meski penuh tantangan, masa depan jurnalisme lokal di Sidrap tetap menjanjikan. Dengan dukungan teknologi, generasi muda, dan komunitas, media lokal bisa menjadi kekuatan penyeimbang di tengah banjir informasi.

“Kami ingin menjadikan media lokal sebagai pusat literasi digital. Anak-anak muda harus diajak memahami cara kerja media agar tidak mudah termakan hoaks,” ungkap Ketua IWO Sidrap, Edy Basri.

Untuk itu, perlu dukungan dari semua pihak—pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat. Regulasi yang berpihak, pelatihan rutin, serta sistem pendanaan yang sehat menjadi kunci keberlanjutan media lokal.

Jurnalisme lokal di Sidrap bukan sekadar tentang menyampaikan berita, tapi juga tentang menjaga identitas, menyuarakan kepentingan masyarakat kecil, dan menjadi pilar demokrasi.

Di era digital ini, peran tersebut semakin penting, dan hanya bisa dijalankan jika media lokal mampu beradaptasi, menjaga integritas, dan terus belajar.

“Jurnalisme lokal adalah cermin wajah daerah. Kalau medianya sehat, masyarakatnya juga tercerahkan,” tutup Edy. (*)