Example 650x100

Reporter: Tipoe Sultan, Harianto, Darwis

Sidrap, Katasulsel.com — Keterlambatan bukan hambatan. Meski tiba pukul 14.15 WITA, Bupati Sidrap H. Syaharuddin Alrif tetap menampakkan komitmen kuatnya terhadap dunia jurnalistik.

Ia hadir dalam kegiatan Pelatihan Jurnalistik Ikatan Wartawan Online (IWO) Sidrap, Kamis, 1 Mei 2025, di Hotel Grand Sidny, Pangkajene. Sebuah forum peningkatan kapasitas berbasis literasi digital dan penguatan etika media.

Agenda pembukaan memang telah diwakili oleh Kadis Kominfo Sidrap, H. Bachtiar SH.i., M.Si. Namun, kehadiran langsung Bupati memberi bobot tersendiri bagi kegiatan ini.

“Tugas saya padat. Tapi untuk wartawan, saya luangkan waktu,” tegas Syaharuddin dalam sambutannya.

Di hadapan para pewarta, ia menegaskan posisi strategis pers. Media bukan sekadar penyampai informasi. Ia adalah agen perubahan. Mitra kritis pemerintah. Penjaga transparansi demokrasi.

Syaharuddin berbicara lugas. Bahwa kepemimpinannya adalah amanah. Diperoleh lewat proses panjang, penuh dinamika sosial-politik. Tanpa agenda terselubung. Tanpa ambisi personal.

“Saya lahir dari rakyat. Besar di tengah rakyat. Dipilih oleh rakyat. Maka tanggung jawab saya adalah mengangkat harkat Sidrap,”

“Saya Datang di Acara IWO Sidrap karena Wartawan Itu Penting, Apalagi Semua Hadir, PWI-FPII, HIPSI dan KWRI,” ujarnya.

Dalam diksi publik, pidato itu mencerminkan etos kepemimpinan partisipatoris. Gaya komunikasi yang menyentuh semua spektrum sosial: dari generasi Z hingga lansia. Dari petani hingga profesional media.

Kegiatan ini turut dihadiri Kapolres Sidrap AKBP Dr. Fantry Taherong, S.H., S.I.K., M.H., Ketua Fraksi Golkar DPRD Sidrap Andi Sugiarno Bahri, Ketua Kadin Sidrap AM Yusuf Ruby, dan para pimpinan organisasi pers seperti PWI, KWRI, dan FPII serta HIPSI

Ketua IWO Sidrap, Edy Basri, menegaskan bahwa pelatihan ini adalah upaya sistemik. Bukan rutinitas kosong. Ia menyebut bahwa hari ini, wartawan bukan hanya menulis berita. Tapi juga harus paham Search Engine Optimization (SEO), literasi algoritma, serta daya saing konten digital.

“Jurnalis kini dituntut adaptif. Menguasai piranti teknologis, namun tetap berpegang pada prinsip: akurasi, etika, dan keberimbangan,” kata Edy.

Hadir sebagai narasumber dalam pelatihan ini sejumlah nama berpengalaman: Syafruddin Wela, Edy Basri, H. Purmadi Muin, Ibrahim, dan Imam Ismail.

Topik yang dibedah mencakup:

  • Disrupsi Media Massa di Era Digital
  • Etika Jurnalistik vs. Clickbait
  • SEO dan Strategi Pemetaan Kata Kunci
  • Membaca Algoritma Google dalam Distribusi Berita

Pelatihan ini bukan hanya forum teknis. Ia adalah ruang dialektika. Tempat wartawan mengasah intelektualitas, mempertajam intuisi sosial, dan memperkuat identitas profesi dalam lanskap informasi global yang serba dinamis. (*)