Kategori
Sidrap

Tugas Berubah, Pengabdian Tetap, ASN PPPK Sidrap Pulang Kampung

Sidrap, Katasulsel.com — Seperti air yang mengalir mengikuti alurnya, delapan orang Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Formasi 2023 yang sebelumnya ditempatkan di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), kini harus kembali ke kampung halaman masing-masing.

Kamis (20/02/2025) menjadi momen bagi mereka untuk menapak jejak baru dalam perjalanan pengabdian.

Keputusan ini bukan tanpa dasar. Merujuk pada Surat dari Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia Nomor P-5002/SJ/B.II/2/Kp.00.1/12/2024 tanggal 27 Desember 2024, redistribusi ini merupakan bagian dari penugasan ulang PPPK Formasi 2023. Sebuah langkah yang, meski tidak mudah, tetap harus diterima dengan hati yang lapang dan niat yang ikhlas sebagaimana yang diajarkan dalam konsep sabar dan tawakal.

Kasubag TU Kemenag Sidrap, Mustari Mustafa, menjelaskan bahwa redistribusi ini bukanlah bentuk mutasi, melainkan pengembalian ASN PPPK ke tempat asal sesuai dengan hasil perhitungan kebutuhan dan analisis beban kerja di unit kerja masing-masing.

“Redistribusi ini bukan mutasi. ASN PPPK, sesuai UU ASN, belum bisa dimutasi. Ini adalah bentuk pengembalian ke kampung halaman, tempat di mana mereka awalnya mengabdi,” ujar Mustari, yang pernah menjabat sebagai Kepala MAN Sidrap pada masanya.

Pernyataan ini seolah mengingatkan bahwa seorang pendidik dan penyuluh agama adalah seperti murabbi yang ditugaskan bukan sekadar untuk mengajar, tetapi juga membimbing dan membina umat di tempat yang paling membutuhkannya.

Dalam acara serah terima surat keputusan redistribusi, Kepala Kantor Kemenag Sidrap menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada delapan ASN yang telah mengabdikan diri di Kabupaten Sidenreng Rappang.

Bersambung..

Kategori
Buton

PLN Pastikan Listrik di Buton Utara Normal Saat Ramadhan

Buton Utara, katasulsel.com – PT PLN (Persero) terus berupaya memberikan layanan terbaik bagi pelanggan.

Dalam rangka menjaga pasokan listrik tetap andal selama Ramadan, PLN melakukan pemeliharaan jaringan listrik di Buton Utara.

Manager PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Baubau Kota, Merdin, menyatakan bahwa petugas PLN telah bekerja keras untuk mempercepat pemulihan listrik.

“Alhamdulillah, tim kami terus siaga siang dan malam untuk memperbaiki jaringan listrik, dan sekarang pasokan sudah kembali normal,” ujar Merdin kepada katasulsel.com, Minggu, (23/2).

Meski begitu, sebagian warga masih merasa jadwal pemadaman yang diumumkan PLN kerap meleset dari realisasi. Warga berharap PLN bisa lebih konsisten agar mereka bisa beradaptasi dengan kondisi yang ada.

“Kalau memang ada pemeliharaan, tidak masalah. Kami hanya ingin jadwal yang dibuat itu dipatuhi, biar nggak bikin bingung,” ujar salah satu warga Kulisusu.

Senada yang disampaikan Koordinator Nasional Relawan Listrik untuk Negeri (Re-LUN), Teuku Yudhistira sebelumnya.

Yudhis, sapaan akrabnya–berharap PLN Buton Utara bisa lebih transparan dalam menyampaikan informasi kepada pelanggan.

“Jika memang ada kendala teknis atau ketidakseimbangan beban, lebih baik dijelaskan dengan terbuka. Masyarakat butuh kepastian,” katanya.(*)

Kategori
Bola HEADLINE Olahraga

Maarten Paes dan Lembar Baru di MLS: Saatnya Menjadi Tembok Tak Tertembus?

Jakarta, katasulsel.com — Seorang penjaga gawang bagaikan benteng terakhir dalam peperangan. Dialah yang berdiri di antara kekalahan dan harapan, menepis setiap bola yang datang bagaikan gelombang serangan musuh.

Kini, Maarten Paes bersiap mengawal gawang FC Dallas di Major League Soccer (MLS) 2025 dengan lembar baru yang lebih besar dan lebih penuh tantangan.

FC Dallas akan mengawali musim ini dengan laga tandang melawan Houston Dynamo FC di Stadion BBVA Compass, Minggu (23/2/2025) pukul 08.30 WIB. Ini bukan sekadar duel biasa, melainkan awal perjalanan panjang bagi Paes untuk membuktikan diri sebagai penjaga gawang nomor satu.

Dari Nomor 30 ke Nomor 1: Babak Baru Sang Benteng

Sejak kedatangannya di Dallas, Maarten Paes identik dengan nomor 30. Seperti seorang pemain muda yang masih menunggu giliran tampil di panggung utama, ia bersabar.

Namun, dengan hengkangnya Jimmy Maurer, sang pemilik sebelumnya, kini nomor satu resmi berada di punggung Paes. Sebuah simbol, bahwa dialah sekarang yang memimpin di bawah mistar.

“Saat saya datang ke sini, Jimmy menggunakannya (nomor satu). Saya hormat kepadanya, dan saya tidak meminta untuk hal tersebut,” ujar Paes. “Maka setelah dia pergi, saya telah menunggu momen tersebut… Jadi saya ambil.”

Baca Lagi…

Kategori
Bola Olahraga

Agsyah “Si Anak Sidrap” Bawa PSM U18 Taklukkan Persija di Adu Penalti: Benteng Kokoh di Lini Tengah

Bekasi, katasulsel.com — Stadion Patriot Candrabhaga, bergemuruh saat peluit akhir berbunyi.

PSM U18 berhasil menundukkan Persija Jakarta U18 dalam laga dramatis yang berakhir dengan adu penalti.

Skor akhir 1-1 di waktu normal berubah menjadi kemenangan 5-3 untuk Pasukan Ramang muda ini.

Di balik kemenangan dramatis ini, terdapat sosok anak muda asal Sidrap, Sulawesi Selatan, yang berhasil mencuri perhatian.

Dia adalah Muh Fitrah Agsyah, gelandang bertahan yang bermain dengan tenaga dan strategi yang matang.

Agsyah menjadi benteng kokoh di lini tengah PSM U18. Ia bermain dengan semangat yang membara dan berhasil menjinakkan serangan para pemain muda Persija.

Agsyah seperti “tembok baja” yang sulit ditembus oleh para penyerang Persija. Ia berulang kali menghalau serangan Persija dengan tekel yang tepat dan umpan yang presisi.

Agsyah menjadi pemain kunci dalam menjaga kestabilan pertahanan PSM U18. Ia berhasil membawa PSM U18 menang dan membanggakan Sidrap di liga 1 EPA U18.

Aksi Agsyah di lapangan menjadi bukti bahwa talenta muda Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menghiasi dunia sepak bola nasional.

Agsyah bermain dengan keberanian dan kepintaran yang luar biasa. Ia tak hanya bertugas menghalau serangan lawan, tetapi juga mampu mendistribusikan bola dengan tepat ke rekan setimnya.

Agsyah menjadi contoh bagi para pemain muda lainnya bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, mereka dapat mencapai mimpi untuk menjadi pemain sepak bola profesional.

Semoga Agsyah terus berkembang dan menorehkan prestasi yang gemilang di masa depan.

Ia diharapkan dapat menjadi pemain sepak bola yang berkualitas dan membawa harum nama Indonesia di kancah sepak bola internasional.(*)

Kategori
Wajo

Enam Aset Desa Paselloreng Wajo Tenggelam, Kompensasi Belum Jelas

Wajo, Katasulsel.com — Enam aset Desa Paselloreng yang terdampak pembangunan Bendungan Paselloreng hingga kini belum mendapatkan penyelesaian pembayaran kompensasi. Warga masih menunggu kejelasan dari pihak terkait mengenai hak mereka.

Keenam aset yang dimaksud antara lain pemindahan pekuburan, masjid, lapangan sepak bola, sekolah dasar, pasar, dan kantor desa. Semua fasilitas tersebut sudah tidak dapat digunakan sejak area tersebut terdampak proyek bendungan, namun hingga kini proses kompensasi belum juga rampung.

Ketua MOI DPC Kabupaten Wajo, Marsose Gala, menyampaikan dalam keterangannya kepada media bahwa masyarakat masih menunggu tindak lanjut dari pemerintah terkait kompensasi aset yang terdampak.

“Kami berharap pemerintah segera menyelesaikan proses administrasi yang masih menjadi kendala, sehingga hak-hak masyarakat dapat terpenuhi,” ujarnya.

Tertunda Akibat PENDLOK Kadaluarsa

Sementara itu, Hamzah, Kasi Pengadaan Tanah ATR/BPN Kabupaten Wajo, menjelaskan bahwa pembayaran kompensasi atas enam aset desa tersebut masih terkendala karena PENDLOK (Penetapan Lokasi) yang telah kadaluarsa sejak 2024.

“Karena PENDLOK telah habis masa berlakunya, maka harus dilakukan proses pengajuan ulang ke Bupati, Gubernur, dan Balai Pompengan Jeneberang untuk diperbarui,” jelas Hamzah saat ditemui di ruang kerjanya.

Bersambung…

Kategori
Kolaka Sultra

Gerebek, Pengedar Kakap Sabu Rp1 M di Kolaka Tak Berkutik

Kolaka, Katasulsel.com – Upaya perburuan terduga pelaku narkoba di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, seru.

Strategi kucing-kucingan yang dimainkan seorang pengedar kelas kakap berinisial H (38), akhirnya mentok di tangan Tim Opsnal Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Kolaka.

Sekira pukul 19.30 WITA, Jumat malam, (21/2), tim bergerak cepat setelah mengantongi informasi dari masyarakat.

Tanpa banyak basa-basi, mereka menggerebek rumah pelaku di Kelurahan Kolakaasi, Kecamatan Latambaga.

H yang dikenal licin ini tak berkutik. Begitu pintu terbuka, polisi langsung mengamankannya.

Hasil penggeledahan membuat mata terbelalak: 565 gram sabu-sabu siap edar. Jika diuangkan, nilainya mencapai Rp1 miliar.

Tapi yang lebih penting, jika dihitung dengan asumsi satu gram sabu bisa dikonsumsi lima orang, berarti ada sekitar 2.825 anak muda yang diselamatkan dari jeratan barang haram ini.

“Penangkapan ini hasil kerja keras tim setelah melakukan penyelidikan intensif. Pelaku kerap menggunakan sistem ‘tempel’ untuk menghindari pengawasan. Tapi secerdik apa pun mereka, pasti ada celah yang bisa kita bongkar,” ujar Kapolres Kolaka, AKBP Yudha Widyatama Nugraha, Sabtu (22/2).

Saat digerebek, H memang tak sempat melawan. Tapi polisi tetap bersikap waspada, mengingat banyak bandar narkoba yang tak segan bertindak nekat demi menyelamatkan diri.

Bersambung…

Kategori
Buton Sultra

Mati Lampu Tak Jelas, Kepercayaan Warga ke PLN Buton Utara Ikut Padam

Buton Utara, katasulsel.com – Pemadaman listrik di Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara, kembali menjadi polemik.

Bukan hanya sekadar pemadaman rutin, kali ini warga geram karena PLN, dalam hal ini PT PLN (Persero) Unit Ereke diduga tidak konsisten dengan jadwal yang telah mereka keluarkan sendiri.

Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa PLN tidak memiliki manajemen distribusi yang solid dalam menjaga kestabilan sistem kelistrikan.

Menjelang bulan suci Ramadan, pemadaman listrik seakan menjadi ‘tradisi’ tahunan di Buton Utara.

Namun, yang membuat warga benar-benar geram kali ini adalah ketidaktepatan PLN dalam mengeksekusi jadwal pemadaman, yang seharusnya menjadi pedoman agar masyarakat bisa beradaptasi dengan kondisi yang ada.

“Sudah sering kami mengalami pemadaman listrik setiap mendekati Ramadan, dan itu sudah seperti kebiasaan. Tapi yang sekarang ini aneh, PLN sendiri yang keluarkan jadwal, tapi justru mereka juga yang tidak konsisten. Harusnya kalau memang ada pemadaman, ya sesuai jadwal. Jangan seenaknya sendiri,” keluh seorang warga Kecamatan Kulisusu yang enggan disebut namanya kepada media ini, Sabtu (22/2/2025).

Ia mengungkapkan bahwa dalam minggu ini saja, sudah dua kali pemadaman dilakukan, yakni pada Kamis (20/2) dan Sabtu (22/2).

Ironisnya, meskipun jadwal pemadaman yang dikeluarkan menyebutkan bahwa aliran listrik akan kembali menyala pada pukul 16.00 WITA, faktanya hingga pukul 17.00 WITA listrik belum juga menyala.

“Kami paham kalau memang ada pemeliharaan atau gangguan sistem, tapi setidaknya ada kepastian. Jangan jadwal yang mereka buat sendiri malah mereka langgar. Ini seperti manajemen beban yang tidak jelas dan tidak profesional,” tambahnya.

Pemadaman listrik secara tiba-tiba tanpa kepastian jadwal membuat warga mempertanyakan bagaimana sebenarnya PLN Buton Utara mengelola sistem distribusi mereka.

Apakah ini terkait dengan gangguan pada jaringan tegangan menengah (JTM), masalah pada gardu induk (GI), atau justru ketidakseimbangan beban antara pembangkit dan konsumsi pelanggan?

Belum lagi dugaan bahwa PLN sedang mengalami defisit daya dan memilih opsi pemadaman bergilir sebagai solusi. Jika benar demikian, maka PLN seharusnya transparan kepada masyarakat, bukan justru bermain-main dengan jadwal tanpa kejelasan.

Bersambung…

Kategori
HEADLINE Jakarta Wakatobi

Wakatobi Hits, Wave & Wowine Siap Mengguncang 2025

Jakarta, Katasulsel.com — Wakatobi kembali bikin geger. Dua event ikoniknya, Wakatobi Wave dan Festival Wowine, resmi masuk dalam jajaran Karisma Event Nusantara (KEN) 2025.

Kepastian ini diumumkan langsung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada Jumat (21/2/2025) melalui kanal YouTube resmi mereka.

Ini bukan sekadar kabar biasa. Masuknya dua event dari Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), ke dalam kalender nasional KEN 2025 adalah sinyal kuat bahwa pariwisata daerah ini makin unjuk gigi di panggung nasional.

Kepala Dinas Pariwisata Sultra, Belli, menyebut pencapaian ini sebagai “starting point” yang apik di awal tahun.

“Ini bukan cuma soal festival. Ini tentang optimisme, bahwa pariwisata Sultra akan melesat di bawah kepemimpinan Bapak Andi Sumangerukka dan Bapak Hugua sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra,” ujar Belli dengan nada penuh semangat.

Wakatobi Wave memang langganan KEN. Sejak 2021, event ini tak pernah absen masuk daftar.

Lima tahun berturut-turut, ini bukan kebetulan, tapi bukti bahwa festival ini punya daya tarik luar biasa. Nah, yang bikin kejutan kali ini adalah Festival Wowine.

Baru pertama kali ikut seleksi, langsung tembus! Ini ibarat pemain debutan yang langsung cetak gol di laga perdananya.

Festival Wowine sejatinya lahir dari komunitas seni budaya Wowine Wakatobi. Seiring waktu, festival ini makin mendapat perhatian.

Sejak 2023, Dinas Pariwisata Sultra mulai memberi dukungan penuh, termasuk pendanaan dari dana dekonsentrasi Kemenparekraf.

Baca terus yuk

Kategori
Feature Opini

Hukum Berlaku, Kemanusiaan di Polres Sidrap Tak Boleh Hilang

Tak ada kursi, pun dengan meja panjang, semua duduk bersila. Nasi yang disantap pun semua sama, nasi dan minumnya seragam.

Laporan: Edy Basri

DI HADAPAN Kapolres Sidrap AKBP Dr. Fantry Taherong, hanya sebungkus nasi kotak berisi lauk ala kadarnya. Tapi siang itu, ada pemandangan yang tak biasa di Rumah Tahanan (Rutan) Polres Sidrap.

Wakapolres Sidrap Kompol Ahmad Rosma, dan Pejabat Utama (PJU) lainnya duduk bersisian dengan Kapolres dan para tahanan. Makan bersama, berbagi cerita, tanpa sekat.

Mereka yang selama ini dipandang dengan tatapan curiga, kini diajak bersantap makan bersama. Hukum tetap berlaku, namun kemanusiaan tak boleh hilang.

Semuanya seragam, nasinya semua putih pertanda kesucian, sebungkus rasa yang lebih dari sekadar makanan: penghormatan pada sesama manusia.

“Kami ingin menunjukkan bahwa mereka tetap bagian dari masyarakat. Mereka boleh salah, tapi bukan berarti harus diperlakukan seolah bukan manusia,” ujar AKBP Fantry dengan nada tenang.

Percakapan pun mengalir di antara suapan. Ada yang diam, hanya sesekali menatap piringnya, seakan mencerna lebih dari sekadar makanan.

Ada yang berbicara pelan, bercerita tentang keluarga yang lama tak ditemui. Ada juga yang tertawa kecil, mungkin untuk pertama kalinya setelah sekian lama.

Bagi sebagian orang, mereka mungkin hanya sekumpulan orang yang tersandung hukum. Tapi bagi Kapolres Sidrap dan jajarannya, mereka adalah individu yang masih punya kesempatan untuk berubah.

“Setiap orang berhak diperlakukan dengan baik. Kami ingin ini menjadi refleksi bagi mereka, bahwa masih ada jalan untuk memperbaiki diri,” tambah Kapolres.

Makan siang itu lebih dari sekadar rutinitas. Ini adalah bentuk kepedulian, isyarat bahwa keadilan tak melulu soal hukuman, tapi juga tentang memberi kesempatan.

Dan siang itu, dalam kebersahajaan, sekat antara petugas dan tahanan seakan menghilang. Yang tersisa hanyalah manusia dengan segala ceritanya.

Polres Sidrap terus berupaya membangun pendekatan humanis di lingkungan rutan.

Mereka yang kini disebut “warga binaan” diingatkan untuk tetap menjaga disiplin, kebersamaan, dan mengikuti proses hukum dengan baik. Sebab, di luar sana, masih ada dunia yang menunggu mereka untuk kembali dengan cara yang lebih baik.

Dan mungkin, setelah siang itu, mereka sadar: setiap suapan yang masuk ke dalam perut, bisa jadi awal dari sebuah perubahan. (*)

Kategori
Wakatobi

Ombak Tak Bersahabat, BMKG Ingatkan Nelayan di Perairan Wakatobi

Wakatobi, Katasulsel.com — Para nelayan dan pelintas laut di sekitar Wakatobi harap waspada! Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memantau adanya gelombang tinggi yang berpotensi “menggoyang” perairan Wakatobi pada Jumat (21/2/2025) hingga besok.

Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, Sugeng Widarko, mengungkapkan bahwa gelombang bisa mencapai 1,25 hingga 2,5 meter.

“Ini bisa berlangsung sejak pagi, sekitar pukul 08.00 WITA, dan melanda beberapa titik seperti Perairan Wakatobi bagian Timur, Perairan Wakatobi bagian Barat, serta Laut Banda Timur Wakatobi,” ujarnya.

Fenomena ini disebabkan oleh pola angin yang tengah “ngebut” dari arah Barat Laut hingga Timur Laut, dengan kecepatan mencapai 15 knot atau sekitar 27 km/jam. Kecepatan angin ini setara dengan 4 Skala Beaufort, yang cukup kuat untuk membuat perahu-perahu kecil kewalahan menghadapi ombak.

“Jika melihat pola angin yang berhembus cukup kencang, potensi gelombang tinggi ini bisa mempengaruhi aktivitas pelayaran. Nelayan maupun kapal-kapal kecil sebaiknya mempertimbangkan situasi sebelum berlayar,” tambah Sugeng.

Sebagai informasi, kondisi laut yang kurang bersahabat seperti ini kerap disebut dalam dunia meteorologi sebagai hasil dari interaksi antara tekanan udara dan pola angin yang “rewel” di lautan. Jangan sampai gelombang yang tengah “naik pitam” ini mengejutkan para pelaut di tengah perjalanan.

Bagi masyarakat yang membutuhkan update terbaru soal kondisi cuaca dan gelombang, BMKG menyarankan untuk selalu memantau prakiraan terkini melalui aplikasi resmi atau kanal informasi terpercaya. Jangan sampai cuaca “iseng” mengganggu perjalanan atau aktivitas laut Anda! (*)

Kategori
HEADLINE Hiburan Selebriti

Rp4 Miliar Raib? Reza Gladys Ngadu ke Polisi, Nikita Mirzani Jadi Tersangka

Jakarta, katasulsel.com — Drama dunia selebriti makin panas. Artis sensasional Nikita Mirzani lagi-lagi bikin geger.

Kali ini, doi ditetapkan sebagai tersangka bareng asistennya, IM, dalam kasus dugaan pengancaman dan pemerasan terhadap bos skincare, Reza Gladys.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, ngasih bocoran kalau kasus ini berawal dari laporan Reza ke polisi pada 3 Desember 2024.

Menurut Ade Ary, Nikita diduga kuat nyerang Reza lewat siaran live di TikTok, ngomporin netizen soal produk dan reputasi Reza.

“Kami menerima laporan polisi dari saudari RGP tentang dugaan pengancaman melalui media elektronik dan atau pengancaman serta TPPU,” kata Ade Ary dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Kamis (20/2).

Nah, bukannya beresin masalah dengan baik-baik, Nikita malah diduga main gertak! Ketika Reza coba ngajak ketemu pada 13 November 2024 buat klarifikasi, yang ada malah diancam.

Nikita diduga. Hups, sekali lagi diduga ya, bilang bakal ngebongkar semuanya ke media sosial kalau nggak dikasih duit tutup mulut sebesar Rp5 miliar. Waduh!

Karena takut namanya makin tercoreng, Reza akhirnya transfer Rp2 miliar ke rekening yang diarahkan oleh Nikita.

Lanjut yuk..

Kategori
Konawe Sultra

Wah, Anak SD di Konawe Utara ‘Nobar’ Video Bokep di Masjid

Konawe Utara, Katasulsel.com — Sulit dipercaya, tapi nyata. Sekelompok anak SD di Kecamatan Lasolo, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, kedapatan asyik nonton film dewasa di halaman masjid usai salat Maghrib.

Masjid yang seharusnya jadi tempat ibadah dan belajar agama, malah berubah jadi bioskop dadakan.

Bukan sulap, bukan sihir. Dengan ponsel di tangan, bocah-bocah ini punya akses tak terbatas ke dunia maya, termasuk ke lembah hitam situs pornografi.
Bagaimana tidak? Dari 30 juta lebih situs dewasa yang berseliweran di internet, pemerintah baru berhasil memblokir sekitar 2 persen saja.

“Kondisi ini sangat memilukan. Siswa kelas 5 SD sudah punya ratusan situs porno di HP mereka. Mereka nonton bareng di halaman masjid setelah salat. Ini alarm bahaya bagi orang tua dan pemerintah,” ungkap AIPDA Rusman, Bhabinkamtibmas Polsek Lasolo.

Fenomena ini bukan sekadar iseng atau coba-coba. AIPDA Rusman mengungkap fakta mencengangkan: bocah SD ini mendapatkan akses ke situs-situs tersebut dari kakak kelasnya yang masih SMP.

Artinya, ada rantai distribusi yang terus berputar di kalangan anak-anak.

“Anak ini mengaku menerima situs porno dari kakak kelasnya yang masih kelas 1 SMP. Ini bukti bahwa peredaran situs dewasa sudah meresap di kalangan pelajar, khususnya di Konawe Utara,” tegasnya.

Tapi. Jangan buru-buru menyalahkan Komdigi RI yang dianggap kurang serius menutup akses ke situs-situs dewasa.

Bersambung…

Kategori
Tana Toraja Toraja Utara

Warga Tana Toraja Tewas Ditikam Saat Datang Melayat

Tana Toraja, Katasulsel.com – Suasana duka upacara adat Rambu Solo’ di Suka’, Kelurahan Bungin, Kecamatan Makale Utara, Tana Toraja, berubah horor.

Seorang pria berinisial N, yang semula hadir untuk menghormati almarhum, justru meregang nyawa, Jumat (21/2), N ditikam di tengah keramaian.

Pelakunya? Seorang pria berinisial YT, yang diketahui merupakan tetangga korban.

Tanpa banyak kata, YT menghunus pisau dan menghujamkan senjata tajam itu ke dada serta perut N.

Darah mengalir deras. N sempat dilarikan ke Rumah Sakit Lakipadada, namun ajal lebih cepat menjemput.

“Pelaku menikam korban di bagian dada dan perut hingga meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit,” ujar Kasat Reskrim Polres Tana Toraja, IPTU Arlin Allolayuk.

Tak lama setelah insiden itu, YT melarikan diri ke perkebunan warga. Namun, tak butuh waktu lama bagi Tim Resmob Polres Tana Toraja untuk meringkusnya.

Kini, YT meringkuk di sel tahanan Mapolres Tana Toraja bersama barang bukti, sebilah pisau berlumur darah.

“Pelaku sudah diamankan, berikut barang bukti,” tambah IPTU Arlin.

Belum jelas motif di balik aksi nekat ini. Polisi masih mendalami alasan di balik tragedi berdarah di tengah ritual sakral Rambu Solo’.

Apakah dendam lama yang meledak, atau bara konflik yang selama ini dipendam? Yang jelas, nyawa sudah melayang dan luka mendalam terpatri di benak keluarga korban.

Sebuah ironi, di saat kematian sedang dihormati, ada nyawa lain yang direnggut paksa.(*)

Kategori
Feature Opini

Ketika Robot (AI) Menulis, Jurnalis Tunduk, Atau ‘Melawan’?

Teknologi melaju tanpa henti, membawa media massa ke dalam arus disrupsi berganda. Ini fakta. Sekarang ini.

Laporan: Edy Basri (Pemred Katasulsel.com)

SEMUA itu, bukan sekadar pergeseran cara mendapat iklan atau perubahan distribusi konten, tapi juga tantangan eksistensial: bagaimana tetap relevan di era kecerdasan buatan atau akal imitasi (AI)?

AI membuka peluang sekaligus ancaman. Di satu sisi, ia menawarkan efisiensi dan distribusi konten yang lebih luas. Di sisi lain, tanpa inovasi dan adaptasi, media bisa tergilas, kehilangan daya saing, bahkan mati suri.

Konvensi Nasional Media Massa 2025 digelar di Hall Dewan Pers, Jakarta, kemarin, Kamis (20/2).

Ajang ini bukan sekadar diskusi, melainkan alarm bagi ekosistem media.
“Konvensi ini diniatkan untuk membangun kesadaran bersama antara masyarakat pers, pemerintah, dan platform digital tentang tantangan serta peluang disrupsi berganda,” ujar Tri Agung Kristanto, Ketua Komisi Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi Dewan Pers.

Media harus bertransformasi, bukan hanya bertahan. Menurut Tri Agung, konvensi ini bertujuan mencari solusi agar media bisa berkembang dan saling menguntungkan dalam satu ekosistem.

“Jika ekosistem ini terbangun, jurnalisme berkualitas bisa tetap hidup. Jurnalisme yang mencerahkan dan memberdayakan publik bisa terwujud,” tambahnya.

Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu, menyoroti kondisi media yang kian terdesak.
“Media bukan lagi sumber utama berita. Iklan perusahaan pers nasional 75 persen direbut platform digital global. Belum lagi kebijakan efisiensi anggaran di sejumlah kementerian yang ikut memukul industri pers,” katanya.

Bersambung…

Kategori
Politik Sidrap

Dony Berjiwa Besar: Selamat Pak Syahar dan Bu Kanaah, Sidrap Tak Boleh Terpecah Lagi

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sidrap telah berakhir, pemenang telah ditetapkan, dan kini saatnya menatap masa depan bersama. Syaharuddin Alrif dan Nurkanaah resmi mengemban amanah sebagai Bupati dan Wakil Bupati Sidrap periode 2025-2030.

Laporan: Edy Basri

DALAM politik, kemenangan bukan hanya soal angka, tetapi juga tentang bagaimana merangkul semua elemen untuk membangun daerah.

Yang menarik pasca pelantikan para kepala daerah terpilih di Jakarta, rival utama Syaharuddin dalam kontestasi Pilkada Sidrap lalu, Muhammad Yusuf Dollah Mando alias Dony, menunjukkan sikap kenegarawanan yang patut diapresiasi.

Melalui akun Facebook pribadinya, Dony secara terbuka mengucapkan selamat kepada pasangan Syaharuddin-Nurkanaah serta menyatakan dukungannya untuk pemerintahan baru.

Gestur politik seperti ini jarang terjadi, namun menjadi contoh bahwa demokrasi tidak selalu tentang permusuhan, melainkan juga soal rekonsiliasi.

Reaksi publik terhadap sikap ini pun positif. Banyak pihak menilai suasana politik di Sidrap pasca-Pilkada berjalan adem dan kondusif. Beda sebelum-sebelumnya. Ini penting, sebab demokrasi yang sehat bukan hanya diukur dari proses pemilihan yang jujur dan adil, tetapi juga dari bagaimana semua pihak berlapang dada menerima hasilnya.

Pilkada adalah panggung pertarungan gagasan dan strategi, namun setelahnya, tak boleh ada sekat-sekat yang justru menghambat pembangunan.

Rivalitas harus berakhir di hari pemungutan suara, setelah itu yang utama adalah persatuan dan kolaborasi. Para elite politik harus menunjukkan kebesaran hati, karena mereka adalah teladan bagi masyarakat. Jika pemimpinnya rukun, rakyat pun akan tenang.

Kini, perhatian harus beralih pada bagaimana Syaharuddin Alrif dan Nurkanaah menahkodai Sidrap ke depan.

Janji kampanye harus direalisasikan, program kerja harus berjalan, dan yang tak kalah penting, membangun pemerintahan yang inklusif—merangkul semua pihak, termasuk mereka yang dulu berada di kubu berseberangan.

Demokrasi sejati bukan tentang siapa yang berkuasa, tapi tentang bagaimana kekuasaan digunakan untuk kemaslahatan bersama.

Sidrap butuh pemimpin yang mampu merajut kebersamaan dan itu sudah ada di depan mata. Sidrap Butuh pemerintahan yang tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada membangun kepercayaan dan harmoni sosial.

Pilkada kemarin, juga boleh saja panas, tapi pasca-Pilkada haruslah sejuk. Saatnya semua pihak melangkah bersama, mendukung pemimpin terpilih demi Sidrap yang lebih maju. Sidrap harus “berjaya”, masyarakatnya harus nyaman, tenang dan senantiasa bergembira dan berkecukupan. (*)

Kategori
HEADLINE

Wings Air Siap Terbang ke Wakatobi, Pulang-Pergi dari Kendari Makin Gampang

Wakatobi, Katasulsel.com – Kabar gembira buat warga Wakatobi dan Kendari. Setelah dua bulan Bandara Matahora, Wangi-Wangi, sepi dari penerbangan reguler pasca hengkangnya Super Air Jet pada 1 Desember 2024, akhirnya ada maskapai baru yang siap lepas landas.

Mulai 21 Maret 2025, Wings Air resmi mengudara dengan rute Kendari-Wakatobi (PP) setiap hari alias daily flight. Ini jelas jadi angin segar buat dunia pariwisata Wakatobi yang sempat “ngos-ngosan” karena konektivitas udara terputus.

Sekretaris Kabupaten (Sekab) Wakatobi, Nadar, memastikan bahwa penerbangan ini bakal jadi momentum kebangkitan kembali pariwisata bahari kelas dunia di kepulauan eksotis ini.

“Alhamdulillah, mulai 21 Maret 2025 penerbangan Kendari-Wakatobi (PP) aktif setiap hari. Semoga membawa berkah dan harapan baru buat rebound sektor pariwisata serta konektivitas udara ke Wakatobi,” ujar Nadar, Selasa (18/2).

Dengan harga tiket sekitar Rp 922 ribu sekali jalan, Wings Air siap jadi jembatan bagi traveler, pebisnis, hingga perantau yang ingin pulang kampung. Apalagi, penerbangan perdana ini pas banget dengan musim mudik Lebaran Idulfitri 1446 H. Bisa jadi solusi buat yang mau pulang tanpa harus “berlayar” lama via jalur laut.

Wakatobi Kembali Menggoda Wisatawan

Bukan cuma buat warga lokal, kehadiran Wings Air ini juga membuka kembali pintu buat wisatawan yang kangen menikmati underwater paradise kelas dunia di Wakatobi. Destinasi yang masuk dalam kawasan Taman Nasional ini memang jadi surganya divers dan snorkelers dari berbagai penjuru dunia.

Yuk Lanjut Bacanya…

Kategori
Sidrap

PN Sidrap Incar Ini, Tiba-tiba Turun di Jalan, Boleh Ngadu di Media Juga

Sidrap, katasulsel.com — Ada yang berbeda di depan kantor Pengadilan Negeri (PN) Sidrap, Jumat, 21 Februari 2025. Seluruh hakim dan staf turun langsung ke jalan.

Bukan untuk menangkap terdakwa, tapi sedang mengkampanyekan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).

Di bawah terik matahari, pengendara yang melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Pangkajene, Kecamatan Maritenggae, diarahkan masuk ke halaman PN Sidrap.

Di sana, mereka tak hanya mendapat stiker bertuliskan “No Korupsi Zona Integritas, Jika Temukan Laporkan!! Berani Jujur Hebat,” tetapi juga diminta turun tangan—secara harfiah—untuk membubuhkan tanda tangan dukungan terhadap WBK dan WBBM.

Tak sekadar seremonial, aksi ini membawa pesan serius: transparansi dan integritas di tubuh PN Sidrap bukan hanya slogan kosong.

Humas PN Sidrap, Fuadil Umam, menegaskan bahwa gerakan ini adalah komitmen nyata untuk menciptakan lingkungan peradilan yang bersih dari praktik kotor.

“Kami tidak bisa bekerja sendirian. Masyarakat punya peran penting. Jika menemukan indikasi KKN, jangan diam. Bisa lapor lewat kanal resmi atau bahkan melalui media. Publik adalah mata dan telinga kami,” ujar Fuadil dengan nada tegas.

Langkah ini ibarat menyinari lorong gelap dengan senter besar. Upaya membangun kepercayaan publik terhadap lembaga peradilan memang bukan perkara mudah.

Sejarah menunjukkan, birokrasi yang tertutup cenderung menjadi sarang praktik abu-abu. Namun, PN Sidrap tampaknya ingin memutus siklus itu dengan pendekatan lebih terbuka.

Ke depan, PN Sidrap berambisi meningkatkan kualitas pelayanan administrasi dan publik. Tapi, tentu saja, semua itu hanya bisa terwujud jika masyarakat ikut mengawal. Setidaknya, kampanye ini mengirim pesan jelas: tak ada tempat bagi tikus-tikus birokrasi di meja peradilan Sidrap.

Jadi, kalau ada aroma KKN yang menyengat, jangan segan-segan lapor. Tak perlu berbisik di pojokan, cukup suarakan lewat jalur yang disediakan. PN Sidrap mengincar reformasi, dan kali ini, mereka ingin semua pihak ikut mengawasi. (*)

Kategori
Konawe

Polres Konawe dan Polda Sultra Sukses Kawal Aksi Unjuk Rasa di PT VDNIP

Konawe, katasulsel.com – Personil Polres Konawe bersama jajaran Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali menunjukkan profesionalisme dan dedikasi tinggi dalam mengawal aksi unjuk rasa yang berlangsung di depan perusahaan PT Virtue Dragon Nikel Industri (VDNIP), Desa Morosi, Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, pada Kamis, 20 Februari 2025.

Pengamanan aksi ini dipimpin langsung oleh Kapolres Konawe, AKBP Ahmad Setiadi, S.I.K., dengan dukungan penuh dari personil gabungan Polres Konawe dan Polsek Bondoala. Aksi unjuk rasa yang digelar oleh para pekerja yang tergabung dalam Serikat Pekerja KSPN tersebut bertujuan menyampaikan aspirasi terkait hak-hak buruh, termasuk pesangon dan pemutusan hubungan kerja yang dianggap sepihak dan tidak sesuai dengan aturan ketenagakerjaan.

Mewakili Kapolres Konawe, Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Konawe, KOMPOL ILHAM, S.H., M.H., CPM., menegaskan bahwa pengamanan ini dilakukan untuk memastikan hak masyarakat dalam menyampaikan aspirasi dapat berjalan aman dan tertib, sesuai dengan amanat Undang-Undang. Selain itu, pihak kepolisian juga berkewajiban menjaga kawasan objek vital nasional (OBVITNAS) PT VDNIP agar tetap dalam keadaan kondusif.

“Kami hadir untuk memastikan bahwa saudara-saudara kita dapat menyampaikan pendapat mereka dengan aman dan nyaman. Kami juga harus menjaga ketertiban dan keamanan kawasan perusahaan sebagai bagian dari objek vital nasional,” ujar KOMPOL ILHAM.

Aksi yang berlangsung hingga siang hari tersebut akhirnya berakhir dengan damai. Kapolres Konawe, AKBP Ahmad Setiadi, S.I.K., turun langsung untuk memediasi dialog antara perwakilan pekerja dan pihak perusahaan. Berkat pendekatan humanis dan komunikasi yang baik, massa aksi akhirnya membubarkan diri dengan tertib setelah ruang diskusi dibuka oleh pihak perusahaan.

Ketua Forum Masyarakat Pemantau Negara (Formapera), Teuku Yudhistira, turut mengapresiasi kinerja Polres Konawe dalam mengawal aksi tersebut. “Kami melihat bagaimana kepolisian benar-benar mengedepankan pendekatan persuasif dan profesional dalam menangani aksi ini. Ini adalah bentuk pengamanan yang sangat baik, memberikan rasa aman kepada para pengunjuk rasa sekaligus menjaga ketertiban umum,” ujarnya.

Keberhasilan pengamanan ini kembali menegaskan bahwa Polri, khususnya Polres Konawe dan Polda Sultra, tetap berkomitmen dalam menjalankan tugasnya sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat. Pendekatan yang mengutamakan komunikasi dan pengendalian massa yang humanis menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas keamanan di wilayah tersebut. Bravo Polri (*)

Laporan: Queto Agatha

Kategori
Jakarta Selebriti

Camel Petir All Out Dukung Dokter Detektif, Siap Gempur Bisnis Kecantikan Kotor

Jakarta, Katasulsel.com – Dunia kecantikan Indonesia lagi-lagi diguncang. Kali ini, artis sekaligus politikus, Camel Petir, turun gunung buat kasih dukungan penuh ke Dokter Detektif—sosok dokter yang belakangan ini viral karena berani bongkar praktik busuk di industri kecantikan.

Dengan sikap tegasnya, Camel siap bareng-bareng ngelawan bisnis kecantikan yang curang, penuh tipu-tipu, dan ngerugiin konsumen.

“Gue salut banget sama Dokter Detektif! Dia tuh berani banget speak up demi lindungin cewek-cewek dari produk abal-abal yang bisa bikin wajah bukannya glowing, malah jadi korban. Ini bukan sekadar omongan kosong, dia kasih bukti, review, dan edukasi buat kita semua. Gila sih, respect,” tegas Camel Petir, di Jakarta, 20 Februari 2025

Gak bisa dipungkiri, dunia kecantikan di Indonesia makin brutal. Dari krim pemutih instan sampai filler murah meriah, semuanya laku keras tanpa banyak yang sadar efek sampingnya.

Nah, Dokter Detektif ini hadir sebagai ‘pahlawan tanpa jubah’ yang membongkar berbagai produk dan treatment yang ternyata mengandung bahan-bahan berbahaya. Mulai dari merkuri, hidrokuinon dosis tinggi, sampai prosedur kecantikan ilegal yang bisa bikin wajah rusak permanen.

Sebagai figur publik, Camel Petir gak mau tinggal diam. Menurutnya, bisnis kecantikan harus dijalankan secara etis, transparan, dan sesuai standar kesehatan.

“Jangan sampai industri kecantikan ini malah jadi mafia yang seenaknya jual produk tanpa peduli efeknya ke konsumen. Gue siap berdiri di barisan depan buat bela hak-hak perempuan Indonesia biar gak jadi korban kecantikan tipu-tipu!” ujarnya penuh semangat.

Dukungan Camel bukan sekadar omongan doang. Ia juga mendesak pemerintah dan instansi terkait buat lebih tegas dalam mengawasi produk-produk kecantikan yang beredar di pasaran.

Lanjut…

Kategori
Konawe

Uang Korupsi Token Listrik PJU Konawe Kembali ke Kas Negara

Konawe, katasulsel.com — Konawe kembali menjadi sorotan, kali ini bukan karena pembangunan, melainkan karena babak akhir dari drama korupsi penyalahgunaan anggaran belanja tagihan listrik untuk pembelian token listrik Penerangan Jalan Umum (PJU).

Rabu, 19 Februari 2025, aula Kejaksaan Negeri (Kejari) Konawe menjadi saksi bagaimana lembaran rupiah hasil korupsi akhirnya kembali ke kas negara.

Tak ada kemeriahan, hanya seremonial penerimaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dipimpin oleh Kasi Pidsus Konawe, Arie Sabri Salahuddin, SH., MH., bersama Kasubsi Intelijen Andi Amin, SH., dan jajaran Kejari Konawe lainnya.

Terpidana berinisial T, yang telah melalui proses hukum panjang, akhirnya menyetor uang pengganti sebesar Rp393.600.000,-.

Jumlah ini bukan sekadar angka, melainkan simbol dari skandal yang menjerat anggaran listrik PJU Konawe periode 2019-2021. Uang ini sebelumnya melekat di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Konawe, namun kini harus rela kembali ke tempat yang seharusnya—Kas Negara.

Putusan hukum telah bulat. Mahkamah Agung RI, melalui Putusan Kasasi Nomor 6201 K/Pid.Sus/2024 tanggal 26 September 2024, menegaskan vonis terhadap T. Ini memperkuat keputusan sebelumnya dari Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara dan Pengadilan Negeri Kendari. Tak ada lagi celah bagi sang terpidana untuk menghindar.

Setelah resmi diterima oleh jaksa eksekutor, uang tersebut langsung disetorkan ke Kas Negara melalui Bank BRI Cabang Unaaha. Dengan demikian, meski korupsi telah terjadi, setidaknya sebagian dana yang sempat ‘terperosok’ di tangan yang salah kini kembali ke jalur yang benar.

Namun, pertanyaannya: apakah pengembalian uang ini cukup? Ataukah ini hanya sebagian kecil dari ‘puncak gunung es’ kasus serupa yang belum terungkap?

Konawe, dengan segala dinamikanya, seakan tak pernah kehilangan cerita soal penyalahgunaan anggaran. Kita hanya bisa berharap, uang negara tak lagi tersesat di tangan-tangan yang tak bertanggung jawab. (*)

Laporan: Queto Agtha