Katasulsel.com, -Wakil Bupati Soppeng Ir. H. Lutfi Halide, MP menghadiri acara Launching Program Aksi Kolaborasi ” Wanua Passikola” untuk percepatan Penanganan anak tidak sekolah di Kab. Soppeng, bertempat di Aula Kantor Gabungan Dinas Kab. Soppeng. Senin, 26 Juni 2023.

Kepala Bappelitbanda Kab.Soppeng, Andi Agus Nongki, S.IP., M.Si dalam laporannya, Maksud kegiatan ini untuk memperkenalkan sekaligus langkah awal pelaksanana program Wanua Passikola di Kab. Soppeng dengan tujuan agar program ini tersampaikan secara luas dan semua pihak terkait mendukung sekaligus menjadi bagian dalam upaya percepatan penanganan anak tidak sekolah di Kab. Soppeng.

Wanua Passikola mengadopsi model penanganan permasalahan berbasis kolaoborasi yang sebelumnya telah dicanamkan pemerintah seperti penanganan stunting dan juga percepatan penanganan anak tidak sekolah berbasis aksi kolaborasi dan selanjutnya oleh pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dengan dukungan UNICEF yang memfasilitasi kabupaten atau kota di Sulawesi Selatan termasuk di kabupaten Soppeng yang mengadopsi aksi pasti beraksi. Selanjutnya dilanjutkan dengan kegiatan pendataan aksi beraksi pada 4 desa yaitu Desa, Kampiri, Desa Umpungen, Desa Bulue dan Desa Marioriaja.

Pendataan ATS (Anak tidak sekolah) berbasis advokasi sistem informasi pemberdayaan berbasis masyarakat dalam hasil terdapat 267 anak tidak sekolah, dari informasi data 4 desa tercatat jumlah ATS siap kembali ke sekolah sebanyak 93 orang, jadi yang belum agar kiranya dilakukan pendekatan agar anak-anak kita ingin kembali bersekolah. Dengan demikian saya berharap kedepannya agar semua Desa/Lurah se Kab. Soppeng juga mengaplikasikan program ini.

Wanua Passikola adalah bahasa bugis yang memiliki arti Wanua (Tempat/wilayah) dan Passikola (sekolah), yaitu Wanua Passikola dimaknai sebagai tempat/wilayah yang penduduknya mendapatkan kesempatan dan akses yang luas untuk mendapatkan pendidikan baik melalui formal maupun non formal. Wanua Passikola adalah program yang dibuat untuk mendorong peningkatan angka partisipasi murni peserta didik, peningkatan kepuasan akses pendidikan, mendorong peningkatan indeks pembangunan manusia.

Sambutan Perwakilan Unicef Wilayah Sulawesi dan Maluku, Suryanto Padma menyampaikan Salah satu komponen penting dalam penanganan anak tidak sekolah adalah teman-teman kita dari satuan pendidikan non formal yang mana saat ini Unicef sudah membangun komunikasi dengan kementerian pendidikan dan kebudayaan untuk mencoba meningkatkan kualitas pendidikan non formal itu sendiri. Jadi kehadiran kita disini untuk bersama-sama memastikan anak kita yang tidak sekolah agar kembali bersekolah.

Program ini adalah program yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui program Pasti Beraksi, disini Unicef cuma memberikan dukungan untuk bagaimana membangun sistem secara menyeluruh.

Launching program ini merupakan hal yang luar biasa dimana 4 desa ini memiliki komitmen untuk bagaimana memastikan bahwa anak-anak yang belum mengenyam pendidikan agar dapat kita maksimalkan ke depannya. Saya juga ingin mengapresiasi Pemerintah Kab. Soppeng karena dari 5 Kabupaten yang terverifikasi di Tahun 2023, Kab. Soppeng adalah yang pertama untuk melaunching suatu program, artinya kita telah melalui beberapa tahapan dan yang terakhir adalah lauching program sehingga kerja nyata ini perlu diapresiasi karena ini adalah langkah awal kita.

Mewakili Kepala Bappelitbangda Prov. Sulawesi Selatan, Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Ukrima Rijal ST, MM dalam sambutannya, Didalam Undang-undang dasar 1945 didalam menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak, dan setiap warga negara wajib untuk mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Sehingga pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk negara maju dan berkembang.

Salah satu alasan anak tidak sekolah yaitu persoalan ekonomi, pernikahan usia dini, dan terdapat alasan lainnya, sehingga ini merupakan tugas kita bersama untuk mengatasi masalah pendidikan yang dialami oleh masyarakat.

Terkait program Wanua Passikola, saya menilai bahwa ini memiliki filosofi yang sangat luar biasa, bagaimana kita bisa menciptakan suatu tempat/rumah dan suasana yang nyaman bagi anak-anak untuk bersekolah serta dapat berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait sehingga dapat dapat memberikan harapan yang baik untuk anak-anak khususnya di Kab. Soppeng. Semoga kedepannya program ini bukan hanya 4 desa, tapi dapat diaplikasikan di semua Desa/Lurah di Kab. Soppeng. Karena kedepan penanganan anak tidak sekolah menjadi prioritas strategi nasional seperti masalah stunting.

Sambutan Wakil Bupati Soppeng Ir. H. Lutfi Halide, MP. Atas nama pemerintah daerah, saya menyampaikan apresiasi yang tinggi atas launching program Wanua Passikola hari ini, dengan harapan program betul-betul dapat menjadi solusi dalam penanganan anak tidak sekolah khususnya di kab. Soppeng. Karena ini merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan menyusun strategi nasional percepatan penanganan anak tidak sekolah di indonesia.

Ajakan kembali sekolah tentu tidak sekedar mengajak, tetapi harus dibarengi dengan kesiapan kita, untuk mengakomodir dan memberi solusi penyebab anak putus sekolah, dan ini menjadi komitmen kita bersama. Dan melalui program “Wanua Passikola” yang menitikberatkan pada penanganan anak tidak sekolah dengan pendekatan penyelesaian masalah, (cari ATS, kenali masalahnya, beri solusi dan intervensi sesuai kebutuhan) melalui kolaborasi lintas sektor, lintas program dan lintas kegiatan, masalah ATS ini diharapkan dapat terselesaikan.

Jika mencermati hasil pendataan pada 4 (empat) Desa replikasi yaitu 267 anak usia sekolah yang tidak sekolah dan yang siap kembali sekolah adalah 93 orang, berarti masih terdapat hampir 70% diantaranya yang belum menyatakan kesiapan untuk kembali sekolah, sementara keberhasilan program ini diukur dari tingkat pengembalian ATS ke sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut saya minta pemerintah desa untuk membentuk tim pengembalian ATS di tingkat desa dengan melibatkan TNI, POLRI, tokoh agama dan tokoh masyarakat, tim ini bekerja melalui pendekatan-pendekatan yang sifatnya persuasif dan humanis. Sehingga anak ataupun orang tuanya bersedia mengembalikan ATS kembali bersekolah. Selanjutnya terkait jumlah ATS di empat desa rintisan, bagi kami hal ini menjadi gambaran kalau di kab. Soppeng anak tidak sekolah masih menjadi salah satu penyebab belum maksimalnya angka rata-rata lama sekolah. Dan melalui melalui program wanua passikola, dengan dukungan semua pihak, kita bersama mencegah anak putus sekolah dan mendorong pengembalian ATS untuk kembali sekolah.

Oleh karena itu, saya meminta kepada pemerintah ditingkat Desa/Kelurahan untuk dapat mereplikasi program ini, pastikan anak tidak sekolah diwilayah masing-masing terdata dan dikembalikan kesekolah sesuai jenjangnya. Kalau semua bergerak dan berbuat, harapannya kurun waktu 1-2 tahun kedepan, rata-rata lama sekolah di kab. Soppeng dapat ditingkatkan dan IPM pun dapat bergerak naik.

Acara dilanjutkan dengan Launching Program Aksi Kolaborasi “WANUA PASSIKOLA untuk percepatan penanganan Anak Tidak Sekolah di Kab. Soppeng dan Peluncuran” LOGO “WANUA PASSIKOLA” ditandai dengan Tabuh Gendrang sebagai tanda dimulainya Program Wanua Passikola oleh Wakil Bupati Soppeng.

Pemberian bantuan bagi ATS yang kembali bersekolah oleh Kepala Bappelitbanda Kab.Soppeng secara simbolis kepada perwakilan ATS didampingi orang tuanya.

Penandatanganan MoU antara PKBM (Pelatihan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) dan Desa pada 4 Desa rintisan :

Kepala Desa Bulue, Ketua PKBM Harapan Bangsa dan Camat Marioriawa
Kepala Desa Umpungeng, Ketua PKBM Amalia dan Camat Lalabata
Kepala Desa Marioriaja, Ketua PKBM Mario dan Camat Marioriwawo
Kepala Desa Kampiri, Ketua PKBM Abbarugangnge dan Camat Citta
Dilanjutkan Penandatangan komitmen mendukung program “WANUA PASSIKOLA” oleh para Anggota Forkopimda dan tamu undangan lainnya.

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com