
foto ilustrasi
Makassar, Katasulsel.com – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan urban-Makassar, sebuah tragedi sunyi terjadi di Jl. Tala’ Salapang, Kelurahan Gunung Sari, Kecamatan Rappocini.
Seorang pengusaha, pria paruh baya ditemukan meninggal dunia di kamar lantai dua, sebuah lokasi yang dikenal sebagai Chiros Roasted Chicken.
Mayat tersebut ditemukan pada pagi hari, Jumat, 2 Mei 2025.
Belakangan, korban diketahui bernama Isram, berusia 55 tahun. Kesehariannya, mengelola usaha kuliner tersebut.
Penyebab kematian belum diketahui pasti, namun kuat dugaan ia sakit.
Wiwi, salah seorang karyawan di tempat tersebut, menceritakan kronologi kejadian.
“Saya menerima informasi tentang bau busuk yang menyengat. Awalnya kami kira hanya ada tikus mati, tetapi semakin lama bau itu semakin kuat. Saya memutuskan untuk datang langsung, naik ke lantai dua, dan itu benar-benar bau bangkai,” ujar Wiwi.
Tak buang waktu. Wiwi memustuskan untuk turun dan mencari bantuan.
Bersama dengan saksi lainnya, Dg. Sija, seorang tukang parkir setempat, mereka memutuskan untuk memeriksa lebih lanjut.
“Saya sudah beberapa hari tidak melihat korban. Setelah mencium bau tak sedap itu, saya mencoba naik ke lantai dua. Pintu kamar korban terkunci, dan saya tidak bisa masuk,” tutur Dg. Sija
Polsek Rappocini, langsung merespons usai mendapatkan laporan tersebut.
Dipimpin oleh Kanit Reskrim, Iptu Muh. Ali Djaras, tim kepolisian bersama warga setempat berusaha membuka pintu kamar korban yang terkunci dari dalam. Begitu pintu berhasil didobrak, mereka menemukan Isram tergeletak tak bernyawa di lantai kamar.
Iptu Muh. Ali Djaras memperkirakan korban sudah meninggal dunia sekitar empat hari lalu.
“Kami sempat kesulitan karena pintu kamar terkunci, namun akhirnya kami berhasil masuk dan menemukan korban dalam kondisi tidak bernyawa,” kata Iptu Ali.
Penyelidikan sementara menunjukkan bahwa kematian korban diduga akibat penyakit yang sudah lama dideritanya, yaitu hipertensi.
Keluarga korban mengonfirmasi bahwa almarhum memang sering mengeluhkan tekanan darah tinggi, dan mereka menolak dilakukan otopsi. “Kami menerima kenyataan ini. Ayah kami memang sudah lama mengalami masalah kesehatan ini,” ungkap salah seorang anak korban.(*)
Tinggalkan Balasan