
Kalsel, katasulsel.com — Seperti lilin kecil yang padam di tengah badai, dunia jurnalistik Kalimantan Selatan (Kalsel), kehilangan salah satu cahayanya.
Juwita namanya, jurnalis muda penuh semangat dari Newsway.co.id, telah pergi.
Kepergiannya bukan hanya meninggalkan duka, tetapi juga tanda tanya besar yang mengusik banyak hati.
Ia bukan sekadar jurnalis, Ia adalah suara. Suara bagi mereka yang tak terdengar. Kini, suara itu terhenti. Dan semua orang bertanya-tanya, mengapa?
[related berdasarkan="tag" jumlah="3" judul="Baca Juga:" mulaipos="0"]Di ruang-ruang redaksi, nama Juwita selalu disebut dengan nada bangga.

Ia dikenal sebagai sosok yang tak kenal lelah. Dalam usia muda, ia sudah memegang kartu wartawan muda dari Dewan Pers, sebuah pencapaian yang tak semua orang bisa raih.
Tapi kini, kartu itu hanya menjadi saksi bisu atas perjalanan yang terhenti terlalu cepat.
Ketua PWI Kalsel, Zainal Helmie, tak tinggal diam. Ia memastikan bahwa keluarga Juwita tidak akan dibiarkan berjuang sendiri.
“Kami siap mengawal kasus ini hingga tuntas! Jika keluarga membutuhkan, kami akan siapkan pengacara,” katanya tegas, seperti mencoba menyalakan kembali nyala semangat di tengah kegelapan ini.
Bersambung…
Namun, duka ini lebih dari sekadar urusan keluarga atau komunitas pers. Ini adalah luka bersama.
Kapolda Kalsel, Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan, bahkan turun tangan langsung. Ia menjanjikan perhatian khusus dan pengawalan penuh dalam penyelidikan kasus ini.
“Kami ingin kasus ini segera terungkap, memberikan kepastian bagi keluarga, masyarakat, dan rekan-rekan jurnalis,” ujar Kapolda dengan nada penuh tekad.
Di sisi lain, Polres Banjarbaru bersama Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Kalsel terus bekerja keras.
Mereka mengumpulkan bukti, memeriksa hasil visum, dan menyusun potongan-potongan puzzle yang masih tercecer. Semua berharap bahwa jawaban atas misteri ini segera ditemukan.
Namun, di balik semua itu, ada rasa hampa yang sulit dijelaskan. Seorang teman dekat Juwita mengatakan, “Dia selalu bilang ingin menulis berita yang membuat perubahan. Tapi sekarang dia pergi sebelum sempat melihat perubahan itu terjadi.”
Juwita telah pergi. Tapi kisahnya belum selesai. Pena yang ia tinggalkan kini berpindah ke tangan kita semua—untuk melanjutkan perjuangannya, untuk mencari keadilan atas kepergiannya.
Dan di tengah semua itu, kita hanya bisa berharap: semoga kebenaran segera terungkap, dan nyala kecil bernama Juwita menemukan damainya di tempat yang lebih terang.(*)
Tinggalkan Balasan