Pemilu 2019 kemarin dimenangkan oleh pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dengan perolehan suara 55,50%, diikuti oleh Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dengan perolehan suara 44,50%. Pemilihan ini dilaksanakan serentak dengan pemilihan umum legislatif. PDIP menjadi peraih suara terbanyak pada Pemilu Legislatif dengan jumlah 27,053,961 suara.

Sistem pemilu Indonesia memainkan peran krusial dalam mendorong partisipasi demokrasi dan memastikan keabsahan pemerintahan yang berdaulat. Sejak reformasi tahun 1998, Indonesia telah mengalami perkembangan signifikan dalam menerapkan sistem pemilu yang inklusif, transparan, dan akuntabel.

Sistem pemilu Indonesia didasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi representatif, yang melibatkan pemilihan umum untuk memilih perwakilan rakyat di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Pemilihan umum diadakan secara periodik dan melibatkan partai politik yang bersaing untuk memperoleh suara dari pemilih. Sistem ini melibatkan sejumlah langkah, termasuk pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat. Sebagai lembaga independen yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemilihan umum di Indonesia, KPU memiliki peran kunci dalam merancang aturan pemilu, merekrut dan melatih petugas pemilu, mengawasi proses kampanye, dan menghitung suara. KPU bekerja sama dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk memastikan integritas pemilu dan menangani pelanggaran yang terkait dengan pemilihan umum.

Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemilu. Penggunaan teknologi seperti pemungutan suara elektronik (e-voting) dan pemantauan pemilu online telah diperkenalkan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi potensi manipulasi. KPU juga menerbitkan laporan resmi tentang pemilu, termasuk data pemilih, hasil pemungutan suara, dan keputusan pengadilan terkait pemilu.

Meskipun ada kemajuan signifikan dalam sistem pemilu Indonesia, masih ada beberapa tantangan yang dihadapi. Beberapa tantangan meliputi pendanaan kampanye yang tidak terkontrol, politik uang, kecurangan pemilih, dan kesenjangan informasi yang memengaruhi aksesibilitas pemilih terhadap informasi yang objektif. Selain itu, geografis Indonesia yang luas dan keragaman budaya juga menjadi tantangan dalam menyelenggarakan pemilihan umum yang inklusif.

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com