Coba dibayangkan jika kedua kota itu tidak dijatuhi bom atom dan Kaisar Hirohito tidak mengumumkan penyerahan diri Jepang saat itu, bias jadi sampai saat ini Bangsa Indonesia masih terjajah oleh Nippon dengan gerakan 3A (A light, A Leader, A Hider), lalu ada Peristiwa Rengasdengklok ketika Bung Karno dan Bung Hatta diculik oleh Sukarni dkk. dari golongan muda ke Karawang untuk mendesak agar proklamasi dipercepat, hingga detik-detik Ir. Seokarno membacakan teks proklamasi pada Jumat pagi pukul 10.00 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.

Jadi, bukanlah hal berlebihan jika pada alinea ketiga pembukaan UUD 1945 ditegaskan bahwa Kemerdekaan yang diperoleh bukanlah pemberian Jepang atau penjajah saat itu, tapi atas berkat Rahmat Allah dan dorongan keinginan luhur “Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, ….”, karena memang kemerdekaan yang diproklamirkan adalah Berkat dari Allah yang Maha Kuasa dan keinginan luhur para pendiri bangsa ini yang sudah diperjuangan jauh hari sebelumnya.

Olehnya itu, mari secara kolektif dan kolaboratif kita isi kemerdekaan dengan kegiatan-kegiatan produktif, saling mendukung dalam mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa ini, karena tidaklah mudah mempertahankan kemerdekaan ini. Kita tetap bangga menjadi Bangsa yang Merdeka dan Berdaulat

TERUS MELAJU UNTUK INDONESIA MAJU

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com