Kategori
Hiburan

Catwalk-nya Halus dan Smart—Alumni UMS Nadia Azzahra Curi Spotlight di Ana’dara Malebbi Sidrap 2025

Sidrap, Katasulsel.com — Panggung gemerlap. Sorotan tajam. Aura elegan terpancar. Nadia Azzahra, S.I.P., tampil memukau.

Bukan sekadar cantik, tapi juga brainy. Lulusan Program Studi Ilmu Pemerintahan, Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS), angkatan 2024. Kini, resmi menyandang gelar prestisius: Duta Ana’dara Malebbi 2025.

Ajang Pemilihan Ana’dara Malebbi – Kallolo Magaretta’ (AMKM) Sidrap 2025 bukan panggung biasa. Ini karpet merah, tempat parade pesona. Setiap langkah finalis dinilai, mulai dari catwalk behavior, public speaking, hingga pengetahuan lokal.

Minggu malam, 20 April 2025. Taman Kuliner, Pantai Kering (Panker), Pangkajene—menjadi riuh.

Nadia tampil flawless. Fashion statement-nya? Futuristic Bugis Elegance. Modern touch, kain lipa sabbe motif lempu, dan mahkota low bun style yang disesuaikan dengan bentuk wajah oval simetris—klasik sekaligus edgy.

Tak hanya tampil paripurna secara estetika. Nadia juga unggul dalam emotional intelligence, mampu mengelola tekanan kompetisi. Juri terkesima. Bupati Sidrap, Syaharuddin Alrif, hadir langsung, menyampaikan pujian.

“Ini bukan sekadar ajang kecantikan. Tapi panggung representasi nilai, karakter, dan intelektualitas perempuan Bugis,” ujar Syaharuddin.

Sebagai pemenang, Nadia otomatis melaju ke tingkat provinsi. Ajang pemilihan Ana’dara Malebbi Sulsel 2025 menanti. Persaingan akan lebih ketat. Tapi Nadia? Sudah siap.

Dekan FISIP UMS Rappang pun bangga. Dr. Erfina, S.Sos., M.Si., Dekan FISIP, menyebut prestasi Nadia sebagai refleksi dari sinergi kecantikan dan kecerdasan.

“Dia punya civic sense, etika publik yang kuat. Itulah kecantikan yang sesungguhnya,” tegas Erfina.

Dosen favorit Nadia, Sandi Lubis, S.I.P., M.A.P., menambahkan: “Dari awal, dia sudah menunjukkan leadership character. Ini bukan keberuntungan, tapi hasil proses panjang.”

Kini, nama Nadia tak hanya tercatat di ijazah, tapi juga di hati publik Sidrap. Sebagai ikon baru. Perempuan muda yang jadi role model. Smart. Soft spoken. Stylish-lah pokoknya.

Dan yang paling penting—siap membawa nama Sidrap lebih tinggi, dengan sepatu hak tinggi dan kepala tegak. (edybasri/*)

Kategori
Sidrap

Nasywah Bersinar di AMKM Sidrap, Ibunya Jadi Pelita di Balik Layar

Sidrap, Katasulsel.com — Dalam ajang Ana’dara Malebbi Na Kallolo Mageretta (AMKM) Sidrap 2025, bukan hanya para finalis yang ditantang mental. Tapi juga mereka yang berada di belakang panggung—para orang tua yang jadi pelindung sekaligus penyemangat utama.

Seperti Herlina Syam, ibu dari Nasywah Awaliyah, finalis kategori Cilik B yang berhasil menyabet runner-up dalam perhelatan budaya bergengsi tingkat kabupaten ini. Herlina tidak hanya mendampingi putrinya dengan penuh cinta, tapi juga membuktikan bahwa semangat orang tua bisa jadi bahan bakar kemenangan.

“Kami bersyukur sekali. Dikelilingi orang-orang baik yang bantu dengan tulus. Semua ini terasa ringan karena Nasywah bahagia dan berhasil,” ujar Herlina dengan mata berbinar.

Perjalanan menuju panggung AMKM memang penuh cerita. Herlina mengenang momen-momen lucu sekaligus menegangkan sejak siang hari.

“Jam 2 siang kami sudah ke salon buat sanggul, takut antre. Padahal seharusnya make up dulu, tapi ya udahlah… sanggul dulu, baru make up. Hahaha,” kisahnya sambil tertawa.

Dari rumah ke lokasi acara, hingga akhirnya pulang menjelang subuh, semua dilewati dengan penuh semangat. Lelah? Pasti. Tapi Herlina menegaskan, lelah itu tak terasa ketika buah hati naik panggung dengan bangga.

“Begitu nama Nasywah disebut, saya sudah ikhlas. Juara satu atau dua, kami sudah sangat bersyukur. Dan alhamdulillah, dia juara dua!” katanya penuh haru.

Nasywah sendiri tampak sangat bahagia. Di awal, ia mengira hanya akan meraih juara harapan. Tapi kerja keras dan keberanian tampil akhirnya membawanya masuk dua besar.

Anak kelahiran 14 Februari 2014 ini merupakan siswa kelas 5 di UPT SDN 1 Amparita. Ia bergabung di AMKM atas keinginan sendiri. Setahun sebelumnya, Nasywah sempat tampil di ajang Bugis Pride yang digelar oleh IWO Sidrap. Dari sanalah jalan menuju AMKM mulai terbuka.

“Waktu diajak ikut AMKM, Nasywah langsung setuju. Kami tahu, dia punya potensi,” kata Herlina.

Kini, satu prestasi telah terukir. Tapi lebih dari itu, kisah Nasywah dan ibunya adalah potret kecil dari cinta besar. Bahwa di balik anak yang hebat, selalu ada sosok ibu yang tangguh—berjuang dalam diam, dan menang bersama tanpa pamrih. (edybasri)

Kategori
HEADLINE

Komentar Pedas Netizen Soal TWA Lejja Soppeng, Ini Respons Santun Dirut PT Lamataesso

Soppeng, Katasulsel.com – Taman Wisata Alam (TWA) Lejja kembali jadi bahan perbincangan di media sosial. Sejumlah kritik dan keluhan dari warganet viral, mulai dari fasilitas hingga pelayanan.

Muhammad Jufri, Direktur Utama PT Lamataesso Mattappaa, selaku pengelola resmi kawasan, tak tinggal diam. Ia memilih jalur elegan: menerima, merespons, dan membuka ruang dialog.

“Kami ucapkan terima kasih atas masukannya. Semua itu akan kami kaji dan tindaklanjuti demi perbaikan pengelolaan,” ucap Jufri.

Alih-alih defensif, Jufri menegaskan bahwa kritik adalah bahan bakar reformasi. Dalam manajemen modern, ini dikenal sebagai feedback loop—mekanisme penting dalam tata kelola yang adaptif.

“Tak ada sistem yang sempurna. Kami sadar, perbaikan adalah proses panjang. Setiap kritik adalah cermin. Kami terbuka,” tegasnya.

Jufri juga menyoroti pentingnya menjaga etika komunikasi publik. Menurutnya, kritik harus dibingkai dengan semangat membangun, bukan merusak.

“TWA Lejja adalah milik bersama. Kalau kita merusaknya dengan narasi negatif tanpa solusi, kita sendiri yang rugi,” ujarnya.

Mengutip kearifan lokal, Jufri menyebut pepatah Bugis sebagai pengingat: jangan menepuk air di dulang, nanti terciprat muka sendiri.

Untuk itu, ia menyediakan jalur komunikasi langsung via WhatsApp bagi masyarakat yang ingin menyampaikan saran secara lebih tertib.

“Silakan kirim ke +62 811-402-143. Kami siap menampung,” katanya.

Terakhir, ia menyampaikan permohonan maaf apabila ada kekurangan di lapangan. Menurutnya, sinergi antara pengelola dan publik adalah kunci keberlanjutan kawasan konservasi ini.

TWA Lejja, bagian dari kawasan hutan lindung Sulawesi Selatan, memegang peran penting dalam konservasi dan ekonomi lokal. Kritik publik, meski tajam, bisa menjadi vitamin jika dikelola dengan cara yang tepat. (edy/*)

Kategori
Hiburan

Dari Hijau hingga Tosca, Nasywah Pilih Berbeda di Panggung AMKM Sidrap

Sidrap, katasulsel.com – Sabtu pagi yang cerah di Amparita; di sebuah rumah sederhana, suasana sudah mulai sibuk sejak pagi.

Di dalam kamar, Nasywah Awaliyah—finalis kategori Cilik B ajang AMKM Sidrap 2025—sedang bersiap.

Ia duduk di depan cermin, rambutnya sudah ditata rapi, Baju Tokko miliknya masih tergantung manis di balik pintu; belum dikenakan, tapi auranya sudah terasa.

“Bismillah, siap tampil malam ini,” bisik Nasywah pelan; mungkin ke dirinya sendiri, mungkin ke semesta.

Ibunya, Herlina Syam, mondar-mandir dari dapur ke kamar. Sesekali mengecek riasan, sesekali mengecek perlengkapan.

Tak ada make-up artist profesional, tak ada lighting mewah—tapi cinta dan niat baik cukup bikin suasana rumah hangat, bahkan berwibawa.

Ayahnya, Muh Yusuf, tampak lebih tenang. Duduk di ruang tengah, memantau dari jauh; sesekali tersenyum melihat putrinya sibuk dengan persiapan.

“Yang penting yakin, Nak. Bukan soal menang atau kalah,” katanya sambil menyisipkan teh manis ke dalam gelas kecil.

Di atas meja, sudah tertata rapi busana adat lengkap: Baju Tokko, Lipa’ Sabbe, dan aksesori khas Bugis lainnya.

Warna-warnanya menyala: hijau yang segar, merah bella yang berani, dan sentuhan tosca yang kalem tapi kuat.

Kombinasi warna ini bukan sekadar pilihan estetik; ia mewakili filosofi hidup masyarakat Bugis—dan malam ini, Nasywah akan membawakannya di depan publik Sidrap.

“Latihan jalan udah, hafalan filosofi juga aman,” kata Nasywah, sambil nyengir kecil.

Anak ini memang ringan diajak ngobrol; tapi serius kalau sudah bicara soal budaya. Ia tahu, malam ini bukan cuma soal tampil cantik, tapi juga soal membawa cerita tentang siapa dirinya dan dari mana ia berasal.

Pelatihnya, Kak Findy Nurul Azzahra, juga sempat mengirim pesan pagi itu.

“Semangat ya, Na. Jangan lupa sarapan. Inget caramu buka langkah, inget caramu senyum.”
Nasywah membalas dengan stiker hati dan emoji semangat.

Di luar rumah, beberapa tetangga mulai mampir. Ada yang bantu angkat perlengkapan, ada yang sekadar kasih semangat.

“Wih, calon juara ini!” teriak salah satu dari mereka sambil ketawa.

Mobil jemputan akan datang beberapa jam lagi. Tapi di rumah Nasywah, suasana sudah seperti mau berangkat umrah: penuh persiapan, penuh doa, dan penuh harapan.

Karena malam ini bukan sekadar tampil di panggung. Malam ini, Nasywah akan menulis sejarah kecil dalam hidupnya; membawa budaya Bugis ke depan cahaya, dari rumah kecil di Amparita, menuju Panggung Seni Taman Kuliner Panker Pangkajene, Sidrap.(*)

Kategori
Hiburan

Cantiknya Nasywah! Finalis Cilik yang Siap Bersinar di AMKM Sidrap 2025

Sidrap, katasulsel.com — Malam ini, Sabtu, 19 April 2025, panggung seni di Taman Kuliner Pantai Kering (Panker), Pangkajene, Sidrap bakal semarak dengan penampilan para finalis Anak Dara Malebbi dan Kallolo Magaretta (AMKM) 2025. Salah satu yang mencuri perhatian adalah Nasywah Awaliyah, atau yang akrab disapa Nasywah.

Gadis cantik asal Kelurahan Amparita, Kecamatan Tellu Limpoe ini, bakal tampil di kategori Cilik B. Ia merupakan putri sulung dari pasangan Muh Yusuf dan Herlina Syam.

Sejak berusia 8 tahun, Nasywah sudah menunjukkan bakat dan percaya diri luar biasa. Kini, usianya beranjak 11 tahun. Tak hanya piawai di atas panggung seni, siswa kelas 5 UPT SDN 1 Amparita ini, juga dikenal berprestasi di sekolah, dengan peringkat 4 di kelasnya.

Sejak dinyatakan lolos sebagai finalis, Nazwa giat berlatih hampir setiap malam sepulang sekolah. Ia dibimbing langsung oleh pelatihnya, Findy Nurul Azzahra. Ia juga sudah mulai terbiasa dengan panggung dan menyatakan kesiapannya untuk tampil maksimal malam nanti.

Peserta yang berhasil melewati audisi tingkat kabupaten nantinya akan mewakili Sidrap ke tingkat provinsi. Lomba AMKM ini terbagi dalam beberapa kategori, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.

Selama ini, Sidrap dikenal sebagai daerah yang konsisten mengirimkan wakil ke AMKM tingkat provinsi. Tak sedikit pula prestasi yang berhasil diraih di setiap level lomba.

Ajang ini bukan hanya soal kompetisi penampilan, melainkan sarana pelestarian dan promosi budaya lokal. AMKM membawa misi penting memperkenalkan nilai-nilai budaya kepada generasi muda sekaligus memperkuat identitas daerah.

Bupati Sidrap, Syaharuddin Alrif, dijadwalkan membuka secara resmi AMKM Sidrap 2025 malam nanti. Dukungan pemerintah daerah terhadap kegiatan budaya seperti ini menjadi bukti nyata bahwa Sidrap peduli terhadap pengembangan potensi generasi muda yang cinta budaya. (*)

Kategori
HEADLINE Jakarta

Mentan Amran: “Tak Ada Maaf Untuk Kasus Proyek Fiktif Rp5 M, Titik…”

Jakarta, katasulsel.com – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, buka suara soal upaya lobi yang diterimanya dari sejumlah pihak, termasuk pejabat, terkait kasus proyek fiktif yang merugikan negara hingga Rp5 miliar. “Banyak yang melobi, tapi saya tegas, nggak maafkan,” ujarnya, Kamis (17/4/2025).

Kasus ini melibatkan seorang pengamat pertanian yang diduga terlibat dalam proyek fiktif di Kementerian Pertanian. Amran menegaskan, meski ada tekanan untuk bersikap lunak, ia tetap berpihak pada kepentingan rakyat kecil yang dirugikan.

“Ini bukan urusan pribadi, ini soal rakyat. Nggak ada kompromi, saya membela kepentingan petani dan masyarakat,” tegas Mentan.

Ia mengungkapkan bahwa pengamat tersebut bukan orang baru di kementerian. Seorang guru besar perguruan tinggi ternama yang sebelumnya mendapat sejumlah proyek, namun kini terlibat dalam pelanggaran pengadaan barang dan jasa. “Ada 23 pelanggaran. Barangnya nggak dipakai, proyeknya fiktif,” tambahnya.

Amran menekankan bahwa Kementerian Pertanian akan terus terbuka terhadap kritik konstruktif yang berbasis data, tetapi ia tidak akan mentolerir praktik korupsi. “Tidak ada ruang untuk korupsi, tidak ada pihak yang kebal hukum,” ujar Amran tegas.

Ia juga mengingatkan, semua pihak—termasuk pengamat—harus siap mempertanggungjawabkan tindakan mereka. “Jangan berdrama, ini soal keadilan. Kami akan menindak tegas siapa pun yang merugikan negara.”

Proses hukum kini tengah berjalan, dan Amran berkomitmen untuk memastikan bahwa tidak ada pihak yang kebal hukum dalam upaya memberantas korupsi di sektor pertanian. (*)

Kategori
HEADLINE

Abaikan Danantara, Dirut PLN Diduga Lakukan Abuse of Power Lewat Praktik Rombak Petinggi AP dan SH

Jakarta, katasulsel.com – Meskipun tak tergolong dalam barisan pendukung Prabowo pada Pemilu 2024, posisi Darmawan Prasodjo sebagai Direktur Utama PT PLN (Persero) seolah tetap kukuh, tak tergoyahkan. Berbeda dengan banyak BUMN lainnya yang telah mengalami perombakan, Darmo—begitu ia disapa—seakan terus diperkuat posisinya dan tetap menjabat sebagai orang nomor satu di perusahaan penyedia listrik tersebut.

Namun, posisi Darmo yang semakin kokoh ini tak lepas dari perhatian banyak pihak. Indikasi adanya praktik penyalahgunaan wewenang (abuse of power) mulai terendus, terutama setelah beberapa perombakan di tubuh PLN dalam beberapa waktu terakhir.

Sumber internal di PLN Pusat mengungkapkan, menjelang Lebaran Idul Fitri 1446 H, Darmo melakukan perombakan di Direksi dan Komisaris PLN Batam, anak perusahaan PLN, serta di PLN Nusantara Power Construction (NPC), perusahaan subholding PLN.

“Padahal, waktu itu alasan kenapa dua posisi Direksi di PLN Nusantara Power yang kosong belum diisi adalah menunggu arahan dari Danantara. Lagi pula, hingga saat ini, RUPS PLN Holding belum dilakukan. Ada tujuh Direksi yang hingga kini belum menerima SK setelah perpanjangan masa jabatan Darmawan Prasodjo dan Sinthya Roesly pada November lalu,” jelas sumber tersebut.

Namun, kenyataannya, ketika posisi-posisi penting di subholding PLN itu masih kosong, justru yang terjadi adalah perombakan di bagian lain yang sudah terisi pejabatnya.

“Anehnya, menjelang akhir Maret, tepat dua atau tiga hari sebelum Lebaran, terjadi perombakan di Direksi dan Komisaris PLN Batam, serta penggantian Direksi di PLN Nusantara Power Construction. Ini menjadi pertanyaan, apa kepentingannya di balik semua ini?” tambah sumber.

Salah satu yang menarik perhatian adalah penggantian posisi Direksi PLN NPC—yang setara dengan Senior Manager di Unit Induk PLN—dengan mantan General Manager PLN UID Jawa, Agung Murdifi. Murdifi seharusnya pensiun pada 1 April 2025, namun dipilih menggantikan pejabat sebelumnya meskipun tidak ada masalah dengan pejabat yang diganti.

“Seharusnya, jika memang perlu pergantian, dilakukan secara transparan dan sesuai prosedur. Tapi ini terkesan seperti Darmo ingin menunjukkan kekuasaannya dengan menempatkan orang-orangnya, meskipun harus mengorbankan pegawai lainnya yang telah bekerja dengan baik,” kritik sumber tersebut.

Ketua Umum Ikatan Wartawan Online (IWO), Teuku Yudhistira, juga mengungkapkan keheranannya atas situasi ini. Menurutnya, banyak hal yang seharusnya dipertimbangkan oleh Presiden Prabowo melalui Menteri BUMN Erick Thohir terkait posisi Darmawan Prasodjo di PLN.

“Kenapa ada perombakan di BUMN besar lainnya seperti Pertamina, Garuda, dan Bulog, sementara PLN tidak? Ini janggal,” kata Yudhistira. “Kami juga percaya bahwa ada banyak orang yang lebih mumpuni di negeri ini untuk mengisi posisi Dirut PLN. Tetapi kenyataannya, Darmo bisa bertahan meski sudah lama menjabat sejak era Presiden Jokowi.”

Tak hanya itu, Yudis dan tim Relawan Listrik Untuk Negeri juga sudah melaporkan dugaan korupsi di PLN pada era kepemimpinan Darmo ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), meskipun hingga kini kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan.

“Kami tetap optimis bahwa berbagai persoalan di PLN akan terbongkar dan dibawa ke ranah hukum, mengikuti jejak BUMN lainnya. Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya,” tutup Yudhistira. (*)

Kategori
HEADLINE Jakarta

Amran Blak-blakan: Pengamat Nyaring Ternyata Ikut Main Proyek Haram di Kementan

Jakarta, Katasulsel.com – Di balik layar kritik yang menggema, terselip jejak licik yang mengendap. Proyek fiktif senilai Rp5 miliar di tubuh Kementerian Pertanian (Kementan) bikin geger. Bukan karena jumlahnya. Tapi karena pelakunya—diduga bukan pejabat, bukan kontraktor, tapi pengamat.

Ya. Pengamat pertanian. Yang selama ini berdiri di podium akademis, berkoar soal data, statistik, bahkan menyebut diri “penjaga nurani pertanian”. Kini, ia dilirik sebagai aktor di panggung gelap: proyek fiktif, dokumen palsu, anggaran ambyar.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, membongkar fakta ini. Dengan nada datar, tapi kalimat tajam, ia bicara. “Sebagian tandatangan palsu. Barang tidak digunakan. Nilainya? Lima miliar. Pelakunya? Orang yang selama ini paling keras mengkritik kami,” kata Amran, Kamis (17/4/2025), di Jakarta Selatan.

Nama tak disebut. Tapi petunjuk berserakan. Sering tampil di publik. Aktif membagikan data. Gemar menyerang pemerintah, khususnya sektor pertanian. Kritiknya—menurut Amran—tak membangun, bahkan menyesatkan.

“Kami analisa. Sebagian besar datanya salah. Tidak konstruktif. Tapi ternyata dia juga ikut main proyek,” lanjutnya.

Istilahnya: the watchdog turns into the wolf. Pengamat yang mestinya menjaga, justru menggigit dari dalam. Alih-alih menjadi mitra strategis, ia berubah jadi aktor dalam drama korupsi.

Hasil investigasi internal Kementan menemukan anomali. Secara metodologis, ada penyimpangan pada seluruh proses: dari perencanaan, distribusi logistik, hingga verifikasi dokumen. Sebagian pengadaan tidak dimanfaatkan. Bahkan dalam beberapa kasus, material evidence tak ditemukan sama sekali. Alias nihil. Fiktif.

Lebih dari sekadar cacat administrasi. Ini sudah masuk kategori fraudulent misrepresentation. Pemalsuan dalam bentuk sistemik. Dengan motif personal. Berbungkus retorika ilmiah.

“Ini bukan kritik intelektual. Ini pengkhianatan terhadap negara. Saya katakan, ini musuh negara,” tegas Amran.

Bahaya laten semacam ini kerap tersembunyi di balik gelar akademik dan akun media sosial. Yang tampak idealis, ternyata oportunis. Yang teriak anti-korupsi, justru ikut membidik dana subsidi.

Sampai berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari aparat penegak hukum. Tapi Amran menegaskan: seluruh dokumen, bukti, dan hasil audit telah disiapkan. Untuk diserahkan. Untuk ditindak.

“Jangan dikira kami diam. Kami tahu siapa yang bermain. Dan kami siap buka semuanya,” ujarnya.

Kritik dibungkam? Tidak. Ini bukan soal kritik. Ini soal niat. Antara mengoreksi dan mengkorupsi, hanya dipisah satu huruf: ‘n’. Niat buruk.

Dan kalau pengamat sudah ikut main proyek, lalu siapa lagi yang bisa dipercaya?

Kategori
HEADLINE Jakarta Politik

Mega-Prabowo, Ferdinand: Duet Ini Bisa Ubah DNA Politik Nasional

Jakarta, katasulsel.com — Politikus PDI Perjuangan, Ferdinand Hutahean, menilai bahwa pertemuan antara Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, telah membangkitkan harapan besar dari publik terkait arah pemerintahan ke depan.

Menurutnya, momen ini bukan sekadar simbolis, tetapi bisa menjadi titik awal terbentuknya kekuatan besar antara pemimpin eksekutif dan kekuatan ideologis nasional yang selama ini berpengaruh kuat dalam percaturan politik Indonesia.

“Harapan publik kan demikian besarnya terhadap persatuan dua tokoh ini,” ujar Ferdinand kepada dilansir dari fajar.co.id, Rabu (9/4/2025).

Ia menjelaskan bahwa publik menginginkan pertemuan dua tokoh besar tersebut menjadi sinyal positif bahwa pemerintahan ke depan akan diperkuat oleh kolaborasi antara visi eksekutif yang eksekutif dan kekuatan politik yang memiliki akar ideologi yang jelas dan terstruktur, khususnya dalam konteks kebijakan jangka panjang dan pembangunan nasional.

Ferdinand menambahkan bahwa dengan adanya dukungan politik dan ideologis dari PDIP, Prabowo akan memiliki kekuatan yang lebih solid dalam menjalankan visi dan misi kepemimpinannya, karena di belakangnya terdapat mesin politik yang kuat, mapan secara struktur, dan memiliki basis massa yang loyal.

“Karena dianggap Pak Prabowo akan punya kekuatan mengeksekusi pikiran dan kebijakannya karena dibackup politik yang memiliki ideologi yang kuat,” ucapnya lagi.

Namun demikian, Ferdinand juga melontarkan pertanyaan reflektif terkait dinamika politik yang muncul sebagai konsekuensi dari kedekatan Prabowo dengan Megawati.

Ia mempertanyakan bagaimana Presiden Joko Widodo akan merespons perkembangan ini, mengingat posisi Jokowi juga sangat strategis dan selama ini menjadi aktor sentral dalam relasi kekuasaan nasional.

“Tetapi apakah Pak Jokowi akan berdiam diri ketika melihat Pak Prabowo lebih dekat dengan Megawati? Ini persoalan yang lain,” katanya.

Ferdinand melihat bahwa posisi Prabowo saat ini tidaklah mudah, karena ia harus menavigasi berbagai kepentingan politik yang bergerak sangat cepat dan dinamis.

Koalisi yang dibangun selama proses Pilpres, harapan publik terhadap perubahan, serta tarik-menarik kekuatan lama dan baru dalam sistem pemerintahan akan menjadi tantangan tersendiri yang membutuhkan ketegasan, keluwesan, sekaligus strategi komunikasi politik yang matang.

“Maka Pak Prabowo tidak mudah posisinya dalam hal ini,” tuturnya.

Ia pun memprediksi bahwa dalam waktu dekat politik nasional akan terus memberikan kejutan-kejutan baru yang tidak bisa diprediksi secara linear.

Bersambung…

Kategori
Kampusiana Pendidikan

Solid di Usia 17: HIMAP Jadi Rumah Belajar Kepemimpinan Publik di UMS Rappang

Sidrap, katasulsel.com HIMAPHimpunan Mahasiswa Administrasi Publik—UMS Rappang, memasuki usia ke-17. Usia yang menyimpan jejak panjang perjuangan, diskusi, dan kebersamaan.

Tema milad kali ini: “HIMAP of Solidarity”. Sebuah pernyataan sikap. Bahwa solidaritas adalah fondasi. Sekaligus identitas.

Kegiatan Kamis malam, 17 April 2025, dimulai dengan penyambutan hangat antarangkatan. Lintas generasi duduk sejajar. Menyatu dalam ruang yang egaliter.

Irwan Tri Putra, Ketua HIMAP, membuka malam itu dengan pidato reflektif. Ia menyebut HIMAP sebagai ruang dialektika. Tempat gagasan bertumbuh dan karakter ditempa.

“Kita bukan sekadar organisasi. Kita adalah miniatur publik. Harus responsif dan transformatif,” ujar Irwan tegas.

Ketua Prodi Administrasi Publik, Hardianti, S.Sos., M.AP., ikut menyampaikan pesan akademik. Baginya, HIMAP adalah mitra strategis prodi.

“Mahasiswa di HIMAP sedang menulis narasi sosialnya sendiri. Di sini, mereka belajar public leadership. Mengelola emosi kolektif. Menyusun agenda perubahan,” ucapnya kepada Katasulsel.com, Jumat, 18 April 2025.

Puncak acara ditandai dengan pemotongan tumpeng dan kue ulang tahun. Simbol syukur. Sekaligus pengikat memori bersama.

Para demisioner turut hadir. Duduk berdampingan dengan pengurus aktif. Tidak lagi memimpin, tapi tetap menginspirasi.

Di setiap pelukan dan foto bersama, tersimpan harapan. Bahwa HIMAP akan terus bertumbuh.

Menjadi organisasi yang progresif. Kritis. Dan tetap humanis.

Selamat milad ke-17, HIMAP.
Tetap solid dalam aksi.
Kuat dalam nilai.
Dan konsisten dalam kontribusi.
(*)

Kategori
Sidrap

Fantry Taherong Gempur Narkoba dan Pulihkan Sidrap

Sidrap, katasulsel.com — Kepemimpinan AKBP Dr. Fantry Taherong., S.H.,S.I.K.,M.H di Polres Sidrap tak sekadar menjalankan rutinitas. Ini adalah perubahan yang sistemik. Tegas, berintegritas, dan visioner. Dalam dunia birokrasi kepolisian, integritas adalah nilai yang tak ternilai. Fantry mengerti itu.

Februari 2025. Pemberantasan narkoba jadi sorotan. Operasi preemptif yang sukses menggagalkan peredaran 4,6 kilogram sabu dan 4.200 butir ekstasi. Keempat pelaku? Bandar besar dari Pinrang. Polres Sidrap menunjukkan kecepatan reaksi dan ketajaman intelijen. Langsung diekspos Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono. Reaksi cepat yang menunjukkan sistem keamanan terintegrasi.

April 2025. Kembali, dua pengedar narkoba ditangkap. 98 paket sabu yang siap edar disita. Keberhasilan ini bukan kebetulan. Ini adalah hasil dari strategi pendekatan berbasis data. Pemetaan masalah, analisis, dan eksekusi tepat sasaran.

Para aktivis, tokoh agama, dan masyarakat memberikan apresiasi tinggi. Mereka menyebut Fantry sebagai figur pemimpin yang berani mengambil langkah tegas, tanpa kompromi terhadap bahaya narkoba. Perlindungan terhadap generasi muda menjadi prioritas utamanya.

Politik keamanan Sidrap pun berubah. Pemilu 2025. Zona merah yang sering kali menandai daerah rawan konflik kini bertransformasi menjadi zona hijau. Kondusif. Damai. Fantry sukses menjadikan Sidrap sebagai contoh penerapan keamanan berbasis komprehensif, yang mengintegrasikan aspek sosial, politik, dan keamanan.

Sebelumnya, dalam posisi kasat di Polres Sidrap menyandang pangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) kala itu, Fantry memang telah berulang kali menerima penghargaan bergengsi. Dari Kapolri hingga Presiden. Kini, dengan pangkat AKBP dan di pucuk pimpinan di Polres yang sama, ia buktikan bahwa dedikasi tanpa pamrih bisa membawa perubahan besar.

Di bawah kendali AKBP Fantry, transformasi birokrasi kepolisian jelas terasa. Sistem berjalan lebih dinamis. Efektif. Responsif. Harapan masyarakat Sidrap kini besar: kiprah Fantry harus terus berlanjut. Keamanan dan ketertiban bukan hanya jargon, tetapi bagian dari sistematisasi manajemen keamanan yang berorientasi pada hasil nyata. (*)

Kategori
Enrekang

Enrekang Cari Sekda: Birokrat Teknis, Tokoh Tenang, atau Reformis Muda?

Enrekang, Katasulsel.com — Dinamika perebutan kursi Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Enrekang mulai mengerucut. Seiring berakhirnya masa bakti H. Baba — yang juga tengah dalam masa pemulihan kesehatan — sejumlah nama mencuat sebagai kandidat kuat.

Momentum ini bukan sekadar pergantian pejabat struktural, tetapi menjadi barometer arah baru birokrasi dan efektivitas pelaksanaan kebijakan daerah.

Salah satu nama yang paling menonjol adalah Dr. Andi Sapada, ASN senior asal Bone. Selain memiliki latar belakang akademik mumpuni, Andi Sapada dinilai memiliki integritas dan kepemimpinan yang telah teruji, terutama saat dirinya menjabat sebagai Penjabat Sekda menggantikan sementara posisi H. Baba.

Dengan rekam jejak teknokratik, Andi Sapada dianggap mewakili sosok birokrat strategis yang mampu menerjemahkan visi-misi kepala daerah ke dalam kebijakan yang berdampak dan terukur. Ia bisa menjadi katalisator lahirnya reformasi birokrasi yang berorientasi pada pelayanan publik berbasis data dan digitalisasi.

Di sisi lain, nama Harwan Sawaty, pamong senior dan Kepala Dinas Dukcapil, muncul sebagai representasi stabilitas birokrasi. Pengalaman panjangnya di berbagai jabatan eselon II menjadikannya figur birokrat sistemik yang menguasai mekanisme tata kelola pemerintahan dari hulu hingga hilir.

Harwan dikenal low profile, tetapi justru di situlah kekuatannya. Ia mampu menjaga jalannya roda birokrasi tanpa kegaduhan politik atau pencitraan media yang berlebihan.

Dalam konteks manajemen pemerintahan yang menuntut keseimbangan antara birokrasi dan politik, Harwan menawarkan kepemimpinan tenang namun efektif.

Nama lain yang juga mencuri perhatian adalah Muh. Hidjaz Gaffar, Kepala Badan Pendapatan Daerah sekaligus alumni Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

Bersambung….

Kategori
Soppeng

Wakil Bupati Soppeng: Anggaran Harus Berdampak, Bukan Sekadar Habis

Soppeng, Katasulsel.com — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Soppeng mengambil langkah strategis dalam menerjemahkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD.

Salah satu kebijakan taktis yang langsung diimplementasikan adalah pembatalan seluruh kegiatan seremonial, sebuah langkah yang mencerminkan transisi dari pendekatan kosmetik ke arah fungsional dalam tata kelola keuangan daerah.

“Kegiatan seremonial sementara ditiadakan sesuai Inpres Nomor 1 Tahun 2025. Beberapa item yang dianggap tidak mendesak harus dihapus atau dikurangi, termasuk perjalanan dinas,” ujar Wakil Bupati Soppeng, Selle Ks Dalle, belum lama ini.

Kebijakan ini dinilai sebagai bentuk penerapan prinsip good governance dan value for money dalam pengelolaan fiskal.

Pemerintah tidak sekadar melakukan penghematan, namun lebih dari itu, melakukan reorientasi anggaran menuju sektor yang lebih produktif dan berdampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat.

Dari Seremoni ke Substansi

Selle menjelaskan bahwa efisiensi anggaran bukan sekadar pengurangan belanja, tetapi juga menyasar peningkatan efektivitas dan transparansi penggunaan dana publik. Ia menekankan bahwa setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hingga pemerintahan desa wajib mengelola APBD dengan prinsip akuntabilitas anggaran berbasis kinerja.

Bersambung…

Kategori
Sidrap

Dua Hari Demo Tanpa Ricuh, Polres Sidrap Tunjukkan Kelas Sebagai Pengawal Demokrasi

Sidrap, katasulsel.com — Dua hari berturut-turut, Sidrap menjadi panggung penyampaian aspirasi publik. Namun bukan hanya ormas Islam dan mahasiswa yang mencuri perhatian, melainkan pula aparat Polres Sidrap yang tampil solid, profesional, dan presisi dalam mengawal jalannya demokrasi jalanan.

Demo berlangsung Kamis dan Jumat, 17–18 April 2025. Dua kali massa aksi turun, dua kali pula aparat Polres Sidrap sukses menjalankan tugasnya dengan pendekatan humanis tanpa sedikit pun menyulut ketegangan.

“Pengamanan yang kami lakukan bukan sekadar prosedural, tetapi berbasis pada community policing—di mana polisi hadir sebagai mitra masyarakat, bukan musuh,” ujar Kapolres Sidrap, AKBP Dr Fantry Taherong., S.H., S.I.K., M.H, kepada media, Jumat, 18 April 2025.

Dalam dua hari aksi itu, tak ada insiden anarkis. Tidak ada benturan. Tidak ada intimidasi. Justru yang terjadi adalah interaksi yang sehat antara masyarakat, mahasiswa, dan aparatur negara. Polres Sidrap menjelma menjadi katalisator harmoni sosial di tengah situasi yang berpotensi panas.

Langkah taktis aparat terlihat sejak pagi. Jalur-jalur strategis diamankan, titik kumpul massa dipantau dengan pendekatan persuasif, dan seluruh pergerakan dikawal dengan komunikasi terbuka. Hal ini mencerminkan penerapan prinsip de-escalation dalam manajemen kerumunan.

Aspirasi massa pun tak tertahan. Empat tuntutan utama—penutupan THM ilegal, penolakan pornoaksi, penertiban café dan rumah kos, serta dorongan Sidrap religius—semuanya sampai ke meja Bupati tanpa hambatan.

“Kami bersyukur seluruh tahapan berjalan aman, tertib, dan aspiratif. Ini hasil sinergi semua pihak, termasuk kepolisian yang sangat profesional,” puji Ketua DPRD Sidrap, H. Takhyuddin Masse.

Kapolres Sidrap sendiri tak mau jumawa. Ia menyebut bahwa keberhasilan ini adalah kerja kolaboratif, di mana unsur TNI, Satpol PP, dan tokoh masyarakat juga turut memainkan peran penting dalam menjaga atmosfer damai selama aksi.

“Kami tidak sekadar menjaga keamanan, tapi juga menjaga martabat demokrasi,” ucap Kapolres tegas namun bersahaja.

Aksi damai yang berlangsung dua hari ini menjadi etalase bagaimana Sidrap bisa menjadi miniatur praktik demokrasi sehat: massa menyampaikan, pemerintah mendengar, dan aparat mengawal.

Kini, tinggal satu pertanyaan: akankah semua aspirasi ini berbuah nyata? Namun yang jelas, dari sisi keamanan, Polres Sidrap sudah menunaikan tugasnya dengan presisi dan integritas tinggi. (*)

Kategori
Berita

WASINDO Sultra Ledek Proyek ‘Misterius’ Dinas Kehutanan di Kendari, Desak ASR Copot Kadis

Laporan: Usman-Kendari

Kendari, Katasulsel.com Sebuah proyek kolam dan taman yang tengah dibangun di kawasan Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggara di Kendari, kini menjadi pusat perhatian.

Bukan karena keindahannya, tapi karena ketidakjelasan asal muasal anggaran dan ketiadaan papan informasi yang seharusnya menjadi simbol keterbukaan.

Perkumpulan Pengawasan Independen Indonesia (WASINDO-SULTRA) menyebut proyek ini sebagai contoh telanjang dari defisit akuntabilitas publik.

Aksi unjuk rasa digelar di dua titik: Kantor Gubernur Sultra dan Markas Polda Sultra, dengan satu pesan tegas—“Gubernur ASR harus mencopot Plt Kadis Kehutanan!”

“Ini bukan hanya pelanggaran administratif. Ini indikasi awal korupsi terselubung, bahkan bisa masuk kategori gratifikasi dan pengrusakan aset negara,” kata La Ode Efendi, Ketua WASINDO Sultra, lantang di hadapan awak media, Jumat, 18 April 2025.

Menguak Proyek Tanpa Identitas

Secara normatif, setiap proyek yang didanai dari APBN/APBD wajib memasang papan informasi yang memuat data transparan: nilai anggaran, sumber dana, nama kontraktor, dan durasi pekerjaan.

Namun proyek ini seolah mengabaikan semua itu.

“Transparansi adalah prinsip dasar dalam tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Apa yang terjadi di Dinas Kehutanan justru mencederai semangat itu. Bahkan, proyek ini tampak seperti ‘bangunan hantu’ dalam sistem negara,” tambah La Ode Efendi.

Indikasi Gratifikasi dan Pelanggaran Hukum

Lebih jauh, WASINDO-SULTRA mencurigai bahwa proyek taman dan kolam tersebut didanai di luar mekanisme anggaran resmi. Jika benar, maka proyek ini dapat dikategorikan sebagai gratifikasi, sebagaimana diatur dalam Pasal 12B UU Tipikor.

Tak hanya itu, adanya aktivitas penggalian tanah dalam kawasan perkantoran yang merupakan aset negara bisa berbenturan dengan Pasal 50 Ayat (1) UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, yang menegaskan larangan merusak atau menggunakan barang milik negara tanpa hak.

Bersambung…

Kategori
Sidrap

Satnarkoba Polres Sidrap Bongkar Peredaran Sabu Lintas Wilayah Pinrang, Enrekang, dan Sidrap

Sidrap, katasulsel.com — Tim Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Sidrap berhasil membongkar jaringan peredaran narkotika jenis sabu lintas kabupaten yang dikendalikan dari Kabupaten Pinrang. Dalam operasi yang digelar Sabtu, 12 April 2025, sekira pukul 16.00 Wita, dua pemuda asal Pinrang diamankan saat menyebarkan puluhan paket sabu di wilayah Sidrap.

Dua tersangka yang ditangkap adalah A alias Abba bin R (24) dan MFS bin S (23), keduanya berdomisili di Kelurahan Mattunru-tunrue, Kecamatan Cempa, Kabupaten Pinrang. Berdasarkan hasil penyelidikan, mereka diketahui berperan sebagai kurir yang mendistribusikan sabu ke sejumlah titik di wilayah Pinrang, Enrekang, dan Sidrap.

Penangkapan berawal dari laporan masyarakat yang mencurigai aktivitas dua pria di SPBU Asepta, Jalan Poros Pinrang. Tim Satresnarkoba yang menerima informasi tersebut segera melakukan pengintaian. Kedua tersangka tampak menggunakan sepeda motor masing-masing, kemudian meninggalkan SPBU menuju wilayah Simae, Kelurahan Duampanua, Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap.

Setibanya di Simae, aparat mengamati adanya gerak-gerik mencurigakan ketika pelaku terlihat menaruh sesuatu di pinggir jalan. Polisi kemudian melakukan pemeriksaan dan menemukan foto-foto dalam ponsel tersangka yang memperlihatkan paket sabu diletakkan di sejumlah lokasi dengan penanda batu. Modus ini dikenal sebagai sistem “tempel”, yang lazim digunakan untuk transaksi narkoba tanpa pertemuan langsung antara penjual dan pembeli.

Dari hasil interogasi, tersangka A mengaku diperintah oleh seorang bernama AA untuk mengambil paket sabu yang telah disembunyikan di kebun dekat area pemakaman di Leppangeng, Kabupaten Pinrang. Ia mengajak MFS untuk membantunya. Setelah mengambil barang tersebut, keduanya menyebar sabu ke berbagai titik. A menyebarkan sabu ke wilayah Malimpung, Kabere, Maiwa (Kabupaten Enrekang), Mario, dan Rappang (Kabupaten Sidrap), sedangkan MFS bergerak langsung ke sejumlah titik sepi di wilayah Sidrap.

Usai menyebar barang, kedua pelaku kembali bertemu di SPBU Asepta. Namun, merasa dibuntuti, mereka kembali berpencar. A yang berhenti di sebuah penjual cendol di Simae akhirnya diciduk oleh petugas. Dari tangannya, polisi menyita 39 dari total 61 paket sabu yang sebelumnya telah disebar. Sementara dari MFS, berhasil diamankan 59 dari 60 paket yang dibawanya.

Menurut Kasat Resnarkoba Polres Sidrap IPTU Didi Sutikno Mugiarno, S.Tr.K, total barang bukti yang berhasil diamankan sebanyak 98 paket sabu yang siap edar di tiga kabupaten berbeda. Ia menyebut, jaringan ini bukan bersifat lokal semata, melainkan telah membentuk pola distribusi antarwilayah yang rapi dan terstruktur.

“Ini bukan transaksi biasa. Jaringan ini sudah sangat terorganisir. Pelaku menyebar paket di titik-titik tertentu, lalu mengirimkan lokasi menggunakan sharelock kepada operator, yang selanjutnya diteruskan kepada pembeli,” ungkap IPTU Didi saat dikonfirmasi, Jumat, 18 April 2025.

Bersambung…

Kategori
Kampusiana Pendidikan

ITKES Muhammadiyah Sidrap Resmi Buka Prodi Keperawatan Anestesiologi

Jadi Kampus Pertama di Indonesia Timur yang Dapat Mandat Khusus

Sidrap, katasulsel.com — Institut Teknologi Kesehatan dan Sains Muhammadiyah (ITKESMU) Sidrap kembali mencatat sejarah baru.

Kampus kesehatan di Bumi Nene Mallomo-Sidrap ini, resmi mendapat izin operasional untuk membuka Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Anestesiologi, berdasarkan keputusan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia.

Izin tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Nomor: 273/B/0/2025, yang dikeluarkan pada 14 April 2025, dan menetapkan ITKESmu Sidrap sebagai penyelenggara resmi Prodi Keperawatan Anestesiologi di wilayah Indonesia timur.

Program ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga penata anestesi di berbagai rumah sakit, khususnya di kawasan Indonesia bagian timur yang selama ini masih mengalami keterbatasan tenaga profesional di bidang anestesiologi.

Rektor ITKESmu Sidrap, Dr. Muhammad Tahir, SKM, M.Kes, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan pemerintah dan persyarikatan Muhammadiyah.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, dan Kepala LLDIKTI Wilayah IX Sulawesi atas dukungan yang sangat berarti. Ini adalah amanah besar yang akan kami jalankan dengan sungguh-sungguh,” ujarnya, Jumat, (18/4/2025).

Turut hadir dalam momen ini jajaran Badan Pembina Harian (BPH) dan Senat ITKESmu Sidrap yang menyatakan komitmennya untuk menjadikan prodi baru ini sebagai pusat unggulan tenaga kesehatan anestesi yang profesional dan siap kerja.

Pembukaan Prodi Keperawatan Anestesiologi ini sekaligus menegaskan posisi ITKESmu Sidrap sebagai salah satu kampus terdepan dalam pendidikan vokasi dan terapan bidang kesehatan di Sulawesi Selatan. (*)

Kategori
Sidrap

Porang Sidrap Tembus Pasar Dunia

Komoditas Baru, Harapan Baru dari Desa Salomallori

Sidrap, katasulsel.com — Tanaman porang kini menjelma menjadi komoditas unggulan baru di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap). Di bawah kepemimpinan Bupati H. Syaharuddin Alrif, budidaya porang yang semula dipandang sebelah mata, kini menjadi komoditas ekspor bernilai ekonomi tinggi.

Di Desa Salomallori, Kecamatan Dua Pitue, Bupati Syaharuddin memberi contoh langsung. Lahan porang miliknya menjadi model pertanian modern berbasis ekspor, lengkap dengan gudang pengolahan yang dibangun secara mandiri.

“Porang ini bukan hanya komoditas tani biasa. Ini bagian dari strategi besar meningkatkan ekonomi masyarakat. Kami ingin Sidrap dikenal bukan hanya karena religiusitasnya, tapi juga karena produktivitasnya,” ungkap Syaharuddin saat meninjau proses pengolahan porang, Kamis (17/4/2025).

Tak hanya ditanam, umbi porang diproses langsung di fasilitas pengolahan menjadi chip porang dan tepung glucomannan. Produk ini memiliki nilai tinggi dan dibutuhkan dalam berbagai industri, mulai dari makanan sehat, farmasi, hingga kosmetik.

Serap Tenaga Kerja, Dorong Petani Lokal

Dampak ekonomi dari porang pun mulai dirasakan masyarakat. Puluhan warga lokal terlibat dalam berbagai tahapan — penanaman, perawatan, panen, hingga pengolahan. Beberapa petani binaan bahkan sudah mulai mengelola lahan porang mereka sendiri.

“Dari desa, kita kirim ke dunia. Ini bukti bahwa Sidrap punya potensi luar biasa jika dikelola dengan visi dan komitmen,” kata Syaharuddin.

Melihat potensi besar ini, Pemerintah Kabupaten Sidrap tengah menyiapkan program pendampingan teknis bagi petani lokal, termasuk perluasan lahan, penyediaan bibit unggul, dan akses ke pasar ekspor.

Komoditas Lokal, Daya Saing Global

Dengan sistem tanam yang efisien dan permintaan global yang tinggi, porang diyakini mampu menjadi salah satu tulang punggung ekonomi baru Sidrap. Langkah Bupati Syaharuddin dianggap visioner karena berhasil mengarahkan pertanian lokal ke level global.

Porang Sidrap kini bukan hanya sekadar hasil bumi, tapi simbol transformasi ekonomi desa yang berdaya saing internasional. (*)

Kategori
Sidrap

Perintah Bupati, Satpol PP Sidrap Razia Kos-Kosan dan THM

SIDRAP — Pemerintah Kabupaten Sidrap melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), bersama unsur Polri dan Dinas Sosial, melakukan razia terhadap sejumlah tempat hiburan malam (THM) dan rumah kos di wilayah perkotaan Sidrap, Kamis malam, 17 April 2025.

Langkah ini merupakan tindak lanjut dari instruksi langsung Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif, yang ingin menertibkan penyakit masyarakat serta menciptakan lingkungan yang lebih aman dan kondusif.

Hasilnya, 22 orang penghuni terjaring, terdiri atas 2 laki-laki dan 20 perempuan. Mayoritas mereka berasal dari luar daerah dan bekerja di sejumlah kafe. Petugas juga menemukan satu pasangan bukan suami istri tinggal bersama. Selanjutnya, mereka kemudian dilakukan pendataan dan pembinaan.

Kepala Satpol PP Sidrap, Usman Demma, menyampaikan bahwa kegiatan ini akan terus berlanjut secara berkala demi menjaga ketertiban sosial dan mencegah praktik-praktik yang menyimpang di lingkungan tempat tinggal sementara seperti rumah kos.

“Kami tidak hanya menyasar THM, tapi juga tempat-tempat kos yang disinyalir menjadi lokasi aktivitas yang menyimpang dari ketentuan. Semua ini demi menciptakan Sidrap yang lebih bersih, aman, dan nyaman,” ujarnya.

Langkah penertiban ini juga mendapat dukungan dari masyarakat yang mengharapkan kontrol yang lebih ketat terhadap aktivitas kos-kosan di wilayah perkotaan. (*)

Kategori
Sidrap

Parepare Tampil Keren di HIMAP FESTIVAL 2025

Sidrap, katasulsel.com — Parepare bukan sekadar kota niaga. Malam itu, ia menjelma jadi poros kemenangan. Penampilannya sangat keren. HIMAP FESTIVAL 2025 ditutup. Tapi euforianya masih bergema. Dan Parepare berdiri paling mencolok di podium kehormatan.

Penutupan berlangsung Kamis malam, 17 April 2025, di Kampus Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang. Disahkan langsung oleh Ketua Prodi Ilmu Administrasi Publik, Ibu Hardianti, S.A.P., M.A.P. Di tengah riuh tepuk tangan. Di antara siluet bendera organisasi mahasiswa.

Tema tahun ini: “Think Like A Champion, Act Like A Winner.” Sebuah narasi epistemologis yang mendorong mahasiswa menjadi aktor perubahan. Rasional. Kompetitif. Progresif.

Dua cabang utama disajikan: Debat Ilmiah Mahasiswa dan Turnamen Futsal. Keduanya jadi arena unjuk kemampuan berpikir logis dan koordinasi fisik. Saling silang argumentasi. Saling jaga formasi. Tapi tetap dalam bingkai akademik dan sportivitas.

Parepare mendominasi Debat Ilmiah. FAKSHI dan FUAD dari IAIN Parepare tampil brilian. Menguasai podium Juara 1 dan 2. Argumentatif, tajam, dan sistematis. Mereka membawa pulang bukan hanya piala. Tapi juga pengakuan.

FKIP UMS Rappang menutup Juara 3. Sementara Best Speaker juga didominasi peserta dari Parepare. Mereka tampil bukan hanya sebagai orator. Tapi sebagai intelektual muda yang matang secara retorika dan data.

Acara penutupan berlangsung meriah. Dibuka dengan Tari Paduppa. Disusul Mars Mahasiswa dan Mars HIMAP. Ada sambutan dari Ketua Panitia Muhammad Arham, Ketua HIMAP Irwan Tri Putra, dan Ketua BEM FISIP Muhammad Ardiansyah. Semuanya menekankan pentingnya student leadership dan collaborative competition antar kampus.

Berikut hasil lengkapnya:

Kategori Debat Ilmiah Mahasiswa
🥇 FAKSHI IAIN Parepare
🥈 FUAD IAIN Parepare
🥉 FKIP UMS Rappang

Kategori Turnamen Futsal
🥇 FAST UMS Rappang
🥈 Fakultas Sains dan Teknologi UNIMEN
🥉 FEBI IAIN Parepare

Best Speaker Kategori Debat:

  1. Muh. Fatahillah
  2. Dzakwan Mubarak
  3. Nur Lia
  4. Dery Adrisal
  5. Anugrah Ramadhani

Malam itu, Parepare bersinar. Sebagai kota dengan kampus-kampus yang produktif dan berdaya saing tinggi. HIMAP FESTIVAL 2025 jadi panggung. Di mana para juara tampil. Dan Parepare, kali ini, membawa pulang cerita kebanggaan. (*)